Jakarta – Kondisi di Papua dan Papua Barat hingga kini masih belum sepenuhnya kondusif. Deretan peristiwa kerusuhan yang terjadi di sejumlah kota di kawasan tersebut membuat situasi terasa genting. Yang terbaru, kerusuhan di Wamena menyebabkan puluhan jiwa meninggal dunia dan banyak orang yang mengungsi. Beberapa dari mereka yang mengungsi adalah para pendatang dari luar Papua.

Tak hanya menyebabkan luka yang dirasakan masyarakat sekitar, peristiwa mencekam tersebut juga membuat sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan. Tak hanya itu, banyak pula rumah warga yang turut terbakar.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komite I DPD RI bidang Politik, Hukum, dan HAM turut angkat suara. Fahira Idris mengatakan bahwa pemerintah harus melakukan evaluasi total terhadap segala langkah yang berkaitan dengan insiden kebencian rasial terhadap mahasiswa Papua di asrama mereka di Surabaya.

Baca Juga: Unggah Foto Bareng Penduduk Wamena, Ustaz Derry Desak Jokowi Lakukan Ini

Selain itu, Fahira juga menganggap bahwa kebijakan Presiden Joko Widodo tidaklah efektif dalam meredam tensi di Papua. Sehingga patut dikaji ulang. Terlebih, hingga kini masyarakat menanti langkah yang lebih baik dari pemerintah terkait permasalahan di Papua.

“Rakyat menunggu gagasan besar, solusi cerdas dan komprehensif dari Presiden. Sebagai kepala negara, Presiden punya semua sumberdaya daya untuk menyelesaikan persoalan ini. Tolong Presiden fokus mengurai persoalan Papua. Lindungi rakyat di mana saja berada sesuai perintah konstitusi,” kata Fahira pada Senin (30/09/2019).

Lebih lanjut, Fahira mengatakan bahwa masyarakat Papua yang hidup berdampingan dengan suku-suku yang beragam kini sedang dipecah-belah. Akan tetapi, negara seolah-olah tak mampu memberi perlindungan kepada bangsa sendiri.

Ia juga memandang bahwa imbauan yang dikeluarkan oleh pemerintah agar semua pihak saling memaafkan dan menahan diri adalah langkah yang normatif. Padahal, menurut Fahira, Presiden harus mampu memberikan solusi yang lebih komprehensif agar masyarakat di Papua tergerak.

“Sebagai orang yang dipilih mayoritas rakyat negeri ini harusnya seorang Presiden mampu menyakinkan rakyatnya sehingga tensi di Papua bisa mereda,” tandas Fahira. (Elhas-www.harianindo.com)