Jakarta – Pegiat media sosial (medsos) sekaligus relawan Jokowi, Ninoy Karundeng, mengalami penculikan oleh sekelompok orang di tengah aksi demonstrasi yang terjadi di Pejompongan, Jakarta Pusat. Ninoy sempat di gelandang ke sebuah masjid yang diketahui adalah Masjid Al Falah.

Anggota Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Falah, Iskandar, buka suara terkait dengan kasus yang menimpa Ninoy. Iskandar menyatakan bahwa jemaah dan pengurus masjid justru yang menyelamatkan Ninoy ketika terjadi pemukulan.

“Secara langsung saya tidak melihat. Kondisi beliau (Ninoy) ada di depan sini (di depan masjid), dipukuli massa. Kita tidak tahu apa penyebabnya tiba-tiba ada pemukulan. Kami dari jemaah masjid dan sekaligus pengurus DKM untuk menyelamatkan beliau kita masukan ke dalam pintu yang terbuka separuh,” jelas Iskandar saat ditemui di Masjid Al Falah, Jalan Pejompongan Dalam, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (04/10/2019).

Kasus tersebut berawal saat Ninoy memotret orang-orang yang terkena gas air mata saat menjalankan aksi demonstrasi pada Senin (30/09). Pelaku yang merasa curiga dengan aksi Ninoy lalu menanyai tujuan dari pengambilan gambar tersebut. Iskandar pun mengungkapkan bahwa dirnya tidak mengetahui jika terjadi pemukulan terhadap Ninoy.

Iskandar menyatakan bahwa kondisi saat itu banyak massa yang ada di dalam dan sekitar Masjid Al Falah untuk memperoleh perawatan medis. Dia menjelaskan bahwa jemaah dan DKM justru yang menyelamatkan Ninoy dari kebutralan massa dengan membawanya ke dalam masjid.

“Begitu banyak massa, kita tutup baru kita langsung masuk ke dalam. Meletakkan dia di ruangan medis, di mana para medis di situ juga banyak yang membantu para demonstran, termasuk beliau (Ninoy). Kita juga nggak tahu siapa nama beliau akhirnya masuk ke dalam situ. Tidak ada penyekapan yang ada itu adalah menyelamatkan dari massa, amukan massa, di sini pun pintu (gerbang) kita tutup dengan baik, pintu yang di dalam nggak kita tutup, seperti itulah,” terangnya.

“Masih, masih (terjadi pemukulan). Kita masukan ke dalam. Kalau dibilang penyekapan keliru itu, penyelamatan,” sambungnya.

Iskandar mengungkapkan bahwa area dalam masjid bersih dari aksi pemukulan. Terkait dengan beredarnya video penyekapan Ninoy yang viral di medsos, Iskandar mengklaim tidak mengetahuinya. Dia berdalih bahwa video tersebut tidak diambil oleh DKM. (Hr-www.harianindo.com)