Jakarta – Koalisi pemerintahan Joko Widodo – Ma’ruf Amin yang gemuk akan banyak partai kini dipandang mulai mengalami korsleting. Hal tersebut dilontarkan oleh pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago.

Pandangan tersebut ia dasarkan kepada isi pidato Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam pembukaan Kongres II partai tersebut. Dalam pidatonya, Surya Paloh menyinggung soal partai sok pancasilais.

“Memang koalisi Pak Jokowi pada periode kedua ini sudah mulai ada korsleting dan mulai berasap koalisi pemerintah, hanya karena soal tetek bengek yang tidak terlalu mendasar. Urusan sepele, hanya soal personal, mestinya mereka ribut kalau soal kepentingan rakyat,” ujar Pangi pada Sabtu (09/11/2019).

Dalam pidato yang dibacakan di JIExpo Kemayoran pada Jumat (08/11/2019) lalu, Surya Paloh menyindir partai yang sok pancasilais tetapi hanya melalui klaim. Padahal, kata Surya, perbuatan partai tersebut justru memecah belah dan tak mau berangkulan dan jabat tangan dengan kawan sendiri.

Pidato tersebut dianggap sebagai cerminan atas kejadian ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang enggan menyalami Surya Paloh saat acara pelantikan Anggota DPR, DPD, dan MPR pada Selasa (01/10/2019) silam.

Menurut Pangi, apa yang dikatakan oleh Surya Paloh tentang dalam politik tidak boleh terbawa perasaan ada benarnya. Meski berbeda pandangan politik, namun silaturahmi harus tetap dibangun demi kebangsaan.

Seorang politisi, lanjut Pangi, harus sudah selesai mengurus masalah personal. Yang lebih diprioritaskan bagi seorang politisi adalah kepentingan bangsa yang lebih besar daripada kepentingan kelompoknya sendiri.

“Jangan sampai mengurus urusan tetek bengek yang tidak ada untungnya untuk rakyat. Sekarang rakyat bertanya dapat apa dari elite atau partai? Jangan hanya ketika menjelang pemilu perhatian betul sama rakyat, sekarang aspirasi rakyat enggak didengar,” ungkap Pangi. (Elhas-www.harianindo.com)