Jakarta- Putra Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka membantah tudingan bahwa terjunnya dia ke dunia politik lantaran warisan politik dari sang Bapak, Presiden Joko Widodo.

Gibran mengatakan bahwa jika memang ada kepentingan terjun ke politik untuk membangun dinasti politik, mudah baginya untuk meminta jatah kursi menteri kepada sang Bapak.

Ia mengartikan bahwa kondisi saat ini seperti sedang turut dalam sebuah kompetisi yang ada kemungkinan untuk tidak menang sekalipun bukan hanya kemungkinan menang lantaran putra presiden saat ini.

“Mungkin orang bilang dinasti politik. Saya ini ikut kontestasi. Bisa dipilih bisa tidak. Bisa kalah bisa menang. Kalau dinasti politik saya sudah minta jadi menteri atau apa saja sudah cukup,” ujar Gibran di Hotel Balairung, Jakarta Pusat, Minggu (10/11).

Gibran mengungkapkan bahwa awalnya dia tidak ingin terjun ke dunia politik lantaran citranya tidak begitu bagus. Namun, memutar pandangan tersebut justru denga politik lebih banyak bisa menyentuh dan membantu orang lain.

Jika menjadi pengusaha dapat membuka lapangan pekerjaan bagi ratusan orang, ujar Gibran, maka menjadi seorang politikus bisa lebih banyak menyentuk berbagai kalangan.

“Kalau pengusaha, punya pegawai, ratusan pegawai, bisa menghidupi orang banyak. Ketika punya perusahaan punya dana CSR misal Rp100juta, Rp200 juta, Rp1 miliar hingga Rp 2 miliar berapa dari uang itu yang bisa sentuh masyarakat?,” tutur dia.

“Kalau ingin sentuh lebih banyak orang terjun ke politik dan kurang lebih bisa sentuh 600 ribu orang di Solo,” sambung dia.

“Saya sadari sebagai anak muda kita harus ubah mindset orang politik selalu kotor. Ini momen anak muda jadi penggerak, bukan jadi objek yang digerakkan. Kenapa enggak nunggu Bapak selesai jadi Presiden? Kelamaan! Maunya sekarang,” pungkas dia.

Saat ini, Gibran berstatus sebagai Kader PDIP. Ia juga sempat berkunjung ke rumah sang Ketum, Megawati, untuk meminta restu maju dalam dalam Pemilihan Wali Kota Solo 2020 pada Kamis (24/10). (Hr-www.harianindo.com)