Jakarta – Dalam video unggahan kanal Deddy Corbuzier berjudul “Menguak Sosok AHY (Agus Yudhoyono Exclusive)”, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menceritakan sejumlah hal terkait politik Indonesia. Salah satunya adalah bagaimana respon ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap praktik politisasi isu-isu agama.

AHY menuturkan bahwa SBY sangat memperhatikan isu tersebut hingga susah tidur. Ia mengatakan bahwa kala ayahnya menjabat sebagai Presiden, permasalahan agama tidak pernah menjadi isu nasional.

Hal itu terungkap ketika pada mulanya, Deddy dan AHY berdiskusi mengenai UU ITE dan isu agama yang tidak begitu santer pada masa pemerintahan SBY.

“Isu agama, kita enggak pernah ingat di tahun 2004-2014 itu kami happy happy saja, maksudnya tetap ada, di mana-mana ada, antarmasyarakat, antarkelompok agama, antar umat Islam sendiri juga ada sedikit-sedikit. Tetapi tidak pernah menjadi sesuatu isu nasional kemudian dibawa terlalu serius dan akhirnya diturunkan,” ujar Agus.

Baca Juga: AHY Akui Kecewa Tak Masuk Kabinet Jokowi

Lebih lanjut, AHY menuturkan bahwa isu-isu terkait kepercayaan (belief) ataupun agama akan sangat berbahaya apabila diturunkan ke generasi berikutnya.

“Paling bahaya adalah kalau masalah belief itu diturunkan ke anak cucu, kalau isu ekonomi politik itu bisa besok sudah lupa, tapi kalau belief itu diturunkan dan itu enggak sehat,” imbuhnya.

“Bokap ini enggak, peduli tidak dengan masalah ini sekarang?” tanya Deddy.

“Sangat-sangat peduli, itulah membuatnya tidak bisa tidur di malam hari. Sangat berharap ini enggak semakin bias arahnya,” respons AHY.

Oleh sebab itu, AHY mengatakan bahwa ayahnya kini sangat khawatir apabula masalah agama yang dipolitisasi mampu memecah-belah bangsa Indonesia demi agenda sekelompok orang.

“Jangan sampai masyarakat kita yang harusnya hidup tenang, damai dengan penuh harapan untuk masa depannya kemudian terkotak-kotak, terpecah belah itu hanya menguntungkan sebagian kelompok orang saja yang menggunakan masyarakat mencapai agendanya, apakah agenda politik, agenda bisnis atau yang lainnya dan ini enggak boleh terjadi. Ini harus kita jaga bareng-bareng,” ujarnya. (Elhas-www.harianindo.com)