Jakarta – PKS melemparkan kritikan kepada ke ‘Duo Prabowo’ di kabinet Jokowi, yaitu Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo. Diketahui, kedua menteri tersebut adalah elite dari Partai Gerindra yang dulu sama-sama berkoalisi dengan PKS.

Seperti diketahui, PKS sudah mengambil sikap untuk berdiri sebagai oposisi pemerintah. Berhubungan atau tidak, dua politikus PKS melontarkan krtikan terhadap “Duo Prabowo” itu terkait dengan kebijakan yang mereka keluarkan di kementerian yang di pimpin. Kedua politikus tersebut juga berada di DPR yang berkaitan secara langsung dengan kementerian yang mereka pimpin.

Prabowo merenakan untuk meminta TNI guna mengirim akademi taruna agar belajar di berbagai negara. Hal itu dilakukan Prabowo supaya para taruna dapat mendapatkan pembelajaran terkait pertahanan dari sudut pangdang yang berbeda.

Namun, anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS, Abdul Kharis Almasyhari melontarkan kritkan terhadap rencana tersebut.

Kharis beranggapan bahwa dengan mengirim para taruna ke luar negeri tidak menjamin akan meningkatkan pengetahuan dan kualitas dari taruna tersebut. Menurutnya, kalau rencana Prabowo tersebut direalisasikan nantinya akan ada batasan untuk para taruna belajar di negara tersebut.

“Belum tentu (belajar di luar negeri menjadi lebih baik), tergantung negara mana. Jangan mandang luar (negeri) pasti lebih baik dong,” ujar Kharis di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2019).

“Kalau selama masa taruna, mungkin, apakah satu tahun atau setengah tahun tukar taruna, mungkin saja. Tetapi kalau selama jadi taruna sekolahnya di luar nggak mungkin,” lanjutnya.

Pihak Kementerian Pertahanan pun mengeluarkan tanggapan terkait hal itu. Staf Khusus Menhan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar-Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, memberikan kepastian bahwa taruna tidak akan belajar secara penuh di luar negeri. Dia mengungkapkan bahwa hal tersebut sama seperti pertukaran pelajar.

“Jadi (pengiriman) taruna (ke luar negeri) dalam rangka pertukaran untuk memperkuat persahabatan antarnegara dan belajar tentang negara lain agar mereka bisa menjadi perwira-perwira yang berwawasan lebih tentang militer negara lain ketika mereka lulus nanti,” jelas Dahnil kepada wartawan, Selasa (19/11).

“Rencana Menhan meminta TNI mengirim taruna ke luar negeri bukan terkait belajar full di luar negeri, tentu itu hal yang berbeda. Namun seperti pertukaran pelajar,” tukasnya. (Hr-www.harianindo.com)