Jakarta – Anggota DPR RI Abdul Kadir Karding beranggapan bahwa kebijakan kenaikan cukai rokok yang dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani adalah kebijakan yang salah kaprah.

Karding menyatakan bahwa kebijakan tersebut dilakukan tanpa adanya analisa secara mendalam dan terlihat seperti tergesah-gesah.

“Tekanan dagang dari luar negeri kan sangat kuat, terkesan sangat tergesa-gesa dan tidak memikirkan efek dari kebijakan itu sendiri,” ujarnya.

Karding berpendapat bahwa sebenarnya yang paling penting adalah menurunkan tingkat impor tembakau, bukan malah dengan mematikan usaha dalam negeri yang nantinya akan berdampak secara luas.

“Sebenarnya langkah yang pertama harus dilakukan yakni dengan mengurangi impor tembakau dan menaikan cukai impor tembakau. Itu yang harus dilakukan, kalau mengurangi orang merokok ya berkampanye,” katanya.

Ia pun menjelaskan jika merokok itu tidak boleh berlebihan, makan nasi saja jika berlebihan bisa menimbulkan penyakit apalagi rokok.

“Prinsipnya tidak belebihan, makan nasi kalau berlebihan juga berbahaya, ada yang umur lebih dari 97 tahun masih hidup dan merokok. Bahkan di Eropa tidak ketat-ketat amat, diatur saja sesuai dengan peruntukannya,” pungkasnya. (Hr-www.harianindo.com)