X
  • On 30/03/2017
Categories: NasionalRagam Berita

Waspada! Penculik Om-Om Tajir Bergentayangan di Malang

Malang – Belakangan ini media sosial tidak hanya dihebohkan dengan isu tentang penculikan anak yang akan dijual organ tubuhnya, tapi juga kisah ‘penculikan’ om-om tajir yang dilakukan oleh sejumlah perempuan untuk diperas hartanya.

Para perempuan ini ‘menjual’ kecantikan dan keindahan tubuhnya untuk dinikmati guna mendapatkan tujuan mereka, yakni fasilitas mewah dan harta dari korbannya.

Kisah ini kemudian menggelitik media Malang Post yang kemudian menuliskan secara khusus di dalam rubriknya.

Melalui seorang sumber berinisial LN (23) yang sehari-hari bekerja sebagai marketing salah satu bank di Kota Malang, Malang Post, mendapat sebuah kisah mnarik bagaimana para perempuan ini memberikan ‘umpannya’ yang kemudian disambut oleh om-om tajir tersebut.

Menurut cerita LN, kisahnya tersebut berawal dari usahanya untuk mengejar target yang dibebankan kepadanya sebagai marketing, yang jumlahnya bisa mencapai ratusan juta rupiah, yang harus ia penuhi.

“Kalau capai target sebelum tutup buku, saya bisa santai. Target itu juga harus tercapai,” kata LN.

LN yang berparas cantik dan bertubuh sintal ini kemudian menceritakan bagaimana modus yang ia pakai untuk mendekati om-om tajir.

Menurut LN, bagi dia wajah bukan ukuran yang penting isi dompetnya harus tebal. Selain meminta uang untuk setoran target nasabah lewat dia, LN juga meminta fasilitas.

Suatu kali LN berhasil mendapatkan sebuah mobil yang dia pakai untuk beraktifitas sehari-hari.

“Iya, mobil,” paparnya.

Karena LN mengaku masih tinggal bersama keluarga, maka ia menceritakan bahwa mobilnya tersebut ia beli dengan kredit, padahal itu merupakan fasilitas yang diberikan oleh om-om tajir yang menjadi korbannya, yang tentu saja telah merasakan ‘bonus’ yang ia berikan di ranjang.

Namun demikian, LN mengaku tidak terlalu sering bertemu dengan om-om tersebut karena mereka juga memiliki keluarga yang pastinya akan curiga bila terlalu sering bertemu. Karena itu, frekuensi pertemuannya hanya dua hingga tig kali saja dalam sebulan.

Seperti yang lainnya, alasan klise untuk memenuhi kebutuhan hidup juga disampaikan oleh LN saat ditanya mengapa dirinya sampai terjun bebas dalam pergaulan ini.
(samsul arifin – www.harianindo.com)