Harian IndoJakarta – Kemajuan teknologi bagaikan pedang bermata dua, jika tidak digunakan dengan bijak justru bisa merugikan diri sendiri. Mungkin hal tersebut yang kini telah dirasakan oleh Larry Carlat. Gara-gara keranjingan Twitter, ia pun harus rela kehilangan pekerjaan dan bercerai dari istrinya.
Seperti dilansir dari New York Times, Sabtu (9/1/2016), sebelum kecanduan Twitter, Larry Carlat merupakan seorang editor di majalah pria kenamaan dan memiliki keluarga yang harmonis. Berdasarkan pengakuannya, ia mulai mencoba Twitter sejak 2008 silam, sebelum mulai ketagihan dan keranjingan bercuit di situs micro blogging tersebut. Karena dirinya terbilang sangat aktif mengeluarkan tweet, ia pun memiliki follower yang jumlahnya tak main-main, yakni sejumlah 25.000 followers.
Karena melanggar peraturan terkait kebijakan sosial media di perusahaannya, pria ini diminta untuk menghapus akun Twitter-nya. Uniknya Larry Carlat lebih memilih untuk dipecat dari pekerjaannya dan bisa bersenang-senang dengan Twitter dan puluhan ribu followers-nya. Mungkin Larry berpikir popularitasnya di Twitter lebih berharga dari sekedar pekerjaan yang masih bisa dicari lagi.
Tak cukup sampai disitu, hanya berselang beberapa bulan di tahun 2011, Larry bercerai dengan istrinya karena sebuah pesan Twitter yang ditulisnya.
“Dulu aku rela ditembak istriku, tapi sekarang aku yang ingin menarik pelatuknya,” tulisnya lewat akun Twitter.
—
Baca juga:
Xiaomi Redmi 3 Segera Dirilis Pekan Depan
Xiaomi Mi 5 Akan Dirilis pada Imlek 2016
—
Namun kini ia telah sadar dan akhirnya menghapus akun Twitter-nya tersebut. Namun setelah begitu banyak kehilangan yang dialami, ia pun mengaku senang bisa kembali menjalani hidupnya dengan normal dan tak ketergantungan dengan media sosial. (Rani Soraya – www.harianindo.com)
