Harian IndoJakarta – Ruang penguatan nilai tukar rupiah saat ini mulai terbatas dan BI RR rate diperkirakan tetap. Rupiah diketahui melemah setelah pelemahan dolar Amerika Serikat (USD) di pasar Asia pada perdagangan Rabu kemarin, mulai jenuh.
Rupiah
Sementara dari faktor domestik, tensi politik yang meningkat juga membatasi ruang penguatan rupiah.
Analis Samuel Sekuritas Rangga Cipta menyatakan, hari ini, Kamis (20/7/2017), rupiah berpeluang mengalami pelemahan walaupun hanya akan sementara melihat penguatan USD yang sepertinya belum akan permanen. Namun tetap ada harapan agar nilai tukar rupiah tidak terus menerus mengalami pelemahan.
“Hari ini juga ditunggu hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang diperkirakan belum akan mengubah BI RR rate di 4,75 persen,” ungkap Rangga, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta.
Sementara pergerakan USD mulai menguat dan pertemuan European Central Bank (ECB) ditunggu. Dolar index mulai kuat lagi setelah data perumahan Amerika Serikat (AS) membaik semalam. Namun penguatan USD harus diuji oleh hasil pertemuan ECB yang akan disimpulkan pada Kamis malam.
Apabila ECB cenderung hawkish, penguatan euro dipastikan kembali menekan USD dan spekulasi ECB yang akan mulai mengurangi stimulus semakin santer terdengar. Siang ini juga ditunggu hasil pertemuan Bank of Japan (BoJ) yang diperkirakan belum akan mengurangi stimulusnya melihat laju perekonomian Jepang yang masih membutuhkan dorongan.
Sementara dari sisi lain, faktor global menjadi satu-satunya sentimen positif yang jika berganti negatif, bisa mengerek imbal hasi SUN bersama-sama dengan ekspektasi pertambahan utang pemerintah untuk menutup defisit yang melebar. Sore ini juga ditunggu hasil RDG BI yang diperkirakan belum mengubah BI RR rate di 4,75 persen.
Baca juga: Harga Emas Dunia Merangkak Naik
“Respon BI terhadap prospek pertumbuhan yang lebih lambat dari ekspektasi dan pemerintah yang memperlebar defisit anggaran, penting ditunggu,” pungkasnya. (Yayan – www.harianindo.com)
