Harian IndoJakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam negara-negara yang mendukung resolusi PBB soal Yerusalem. Salah satunya Indonesia.
AS mengancam akan menghentikan bantuannya kepada negara-negara yang mendukung resolusi PBB.
Seperti diketahui, sebanyak 128 negara mendukung resolusi PBB terkait status Yerusalem, 9 negara mendukung pernyataan AS bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Israel, sedangkan 35 negara menyatakan abstain.
Lantas bagaimana posisi Indonesia bila AS benar-benar melaksanakan ancamannya?
Menurut pengamat hubungan Internasional Unpad Teuku Rezashyah, mungkin saja AS akan melaksanakan ancamannya dan AS tentu punya data negara-negara mana saja yang bergantung kepadanya.
Namun menurut Teuku, AS harus berpikir panjang bila akan melakukan ancamannya terhadap Indonesia karena Indonesia punya peranan sangat penting dalam membendung ekstremisme di kawasan Asia Timur.
Indonesia juga tidak akan berpengaruh banyak bila AS benar-benar menghentikan bantuannya karena AS bukan menjadi satu-satunya negara yang memberikan bantan kepada Indonesia.
“Indonesia telah melakukan diversifikasi, melepas ketergantungan pada satu negara, misalnya dengan mendatangkan pesawat Sukhoi dari Rusia atau kapal selam dari Korea Selatan,” ujar Teuku Rezashyah, Jumat (22/12/2017).
“Termasuk juga soal ekonomi. Ini tentu yang harus dikemukakan Indonesia kepada AS, meski dengan cara yang halus,” tambahnya.
Ancaman Trump hanya berpengaruh kepada negara-negara kecil di Amerika Tengah dan Pasifik Selatan. Karena itu, tidak heran bila Guatemala, Honduras, Kepulauan Marshall, Micronesia, Palau, Nauru dan Togo menjadi negara penolak resolusi PBB.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
