Harian IndoJakarta – Fenomena bulan purnama penuh atau supermoon oleh banyak pihak disebutkan sebagai pemicu terjadinya bencana. Terkait hal ini, Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin membantahnya.
“Pasang maksimum selalu terjadi saat purnama karena pasang akibat bulan diperkuat oleh pasang oleh matahari. Dalam kondisi supermoon pasang agak meningkat. Namun, dalam kondisi normal, tidak perlu ada yang diwaspadai. Secara umum supermoon bukan pemicu bencana,” kata Thomas, Senin (14/11/2016).
Namun demikian, bila supermoon terjadi bersamaan dengan cuaca yang buruk, maka bencana banjir memang kemungkinan akan terjadi.
“Potensi banjir rob yang melimpah ke daratan bisa terjadi di pantai. Bila terjadi hujan dan banjir di daratan, tentu saja air tidak bisa segera terbuang ke laut yang sedang pasang maksimum,” kata Thomas.
Supermoon sendiri dapat dilihat di beberapa wilayah Indonesia pada tanggal 14 dan 15 November 2016 mulai pukul 18.00 WIB.
Fenomena supermoon terjadi karena lintasan bulan mengelilingi bumi berbentuk ellips sehingga ada saatnya jarak bumi dan bulan mencapai titik terdekat, atau sekitar 356.500 kilometer. Pada saat supermoon, akan terjadi pasang air laut yang lebih tinggi dari pasang normal.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
