Harian IndoJakarta – Hari Raya Idul Adha selalu identik dengan menikmati daging kambing atau sapi yang dibagi-bagikan kepada masyarakat yang layak menerimanya.
Biasanya daging kurban tersebut akan dibuat sate atau gulai. Dua menu itu yang paling sering dijumpai bila Hari Raya Idul Adha.
Namun menurut dokter spesialis penyakit dalam, Divisi Gastroenterologi FKUI-RSCM, Ari Fahrial Syam, kedua cara penyajian daging kurban di atas cenderung tidak sehat.
“Komponen penyajian juga berpengaruh membuat kadar lemak jadi bertambah. Misalnya ditambah santan otomatis kadar lemak jadi berlebihan atau masaknya diulang-ulang. Padahal daging sudah memiliki komponen lemak didalamnya,” ujar Ari Fahrial Syam, Kamis (31/8/2017).
Lantas bagaimana cara penyajian daging yang lebih sehat?
dr Ari menyarankan agar daging tersebut dimasak dengan cara direbus dan ditambah dengan sayuran seperti sop atau yang lainnya.
“Atau kalau mau di sate pastikan tingkat kematangannya welldone. Lalu ketika mau dikonsumsi buang dulu bagian yang menghitam karena itu karsinogenik,” tambah Ari.
dr Ari juga menambahkan, agar masyarakat mengimbangi daging dan lemak yang telah masuk ke dalam tubuh dengan mengkonsumsi sayur dan buah-buahan
Ari juga mengimbau agar masyarakat mengimbangi konsumsi daging saat Idul Adha dengan memperbanyak sayuran dan buah-buahan.
“Sayuran dapat membantu mengurangi penyerapan lemak dalam darah dan usus halus. Sehingga peningkatan lemak dalam darah bisa dicegah,” pungkasnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
