Home > Ragam Berita > Nasional > Pengamat Teroris Soroti Keterlibatan Perempuan Dalam Aksi Bom Bunuh Diri

Pengamat Teroris Soroti Keterlibatan Perempuan Dalam Aksi Bom Bunuh Diri

Jakarta – Empat orang terkait rencana aksi teror bom bunuh diri di depan Istana Merdeka, Jakarta, berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian, pada Sabtu (10/12/2016) kemarin. Keempat orang tersebut di tangkap di tiga tempat yang berbeda, yakni di Bekasi Jawa Barat, Kalimalang Jakarta Timur, dan Karanganyar, Jawa Tengah.

Pengamat Teroris Soroti Keterlibatan Perempuan Dalam Aksi Bom Bunuh Diri

Dari keempat orang yang ditangkap tersebut, ada seorang yang berjenis kelamin perempuan yang bernama Dian Yulia Novi. Dian ditangkap di Jalan Bintara Jaya VIII, Bekasi, Jawa Barat. Dian merupakan mantan Tenaga Kerja Wanita Indonesia di Singapura.

Pengamat terorisme, Sidney Jones mengatakan bahwa keterlibatan perempuan dalam gerakan terorisme tersebut merupakan sesuatu hal yang baru. Meski demikian, hal tersebut diakuinya juga sudah lama diperkirakan oleh banyak pihak termasuk oleh pihak Kepolisian.

“Ya hal baru tapi long expected. Itu Imbas perempuan di ISIS yang ingin mendapatkan peranan lebih aktif daripada sebelumnya dibanding laki-laki,” ujar Sidney kepada awak media, Minggu (11/12/2016).

Empat orang yang berhasil ditangkap diantaranya adalah Nur Solihin, Agus Supriyadi, Dian Yulia Novi dan Abu Ijah. Diketahui keempat orang tersebut merupakan kelompok Bahrun Naim, pimpinan Jaringan Ansharut Daulah Khilafah Nusantara (JADKN). Kelompok JADKN yang diketahui terbentuk pada bulan Maret 2016 lalu tersebut tergabung dalam Islamic State of Syrian and Iraq (ISIS) yang ada di Indonesia.

Menurut Sydney, terlibatnya perempuan dalam aksi terorisme, tak lain karena kaum hawa lebih tidak dicurigai sebagai pelaku terorisme daripada kaum adam. Maka tak heran celah tersebut kini justru dimanfaatkan para dalang aksi terorisme.

“Jadi lebih gampang perempuan misalnya mengelabui petugas keamanan, mereka mengunjungi para tahanan terorisme di penjara tanpa diperiksa terlalu ketat dan lain sebagainya,” ujar Sidney.

Untuk itu, kata Sidney, penting saat ini bagaimana kepolisian yang sudah mencium keterlibatan perempuan sebagai pelaku aksi terorisme jauh-jauh hari bisa lebih melakukan pencegahan secara dini dan lebih aktif. Strategi itu, bisa dilakukan juga dengan cara menetapkan standar yang sama bahwa laki-laki dan perempuan potensial untuk direkrut sebagai pelaku aksi terorisme, tidak terkecuali.

“Saya kira polisi sudah lama mencium bahwa perempuan lebih aktif dalam aksi terorisme. Tapi lebih penting bagaimana strategi preventif diarahkan kepada perempuan,” kata dia.

Baca Juga : Nusron Wahid Bongkar Identitas Wanita Terduga Pelaku Teroris di Bekasi

“Label potensial rekrutmen pelaku teror lebih diarahkan kepada laki-laki dibanding kepada perempuan. Saya kira mungkin sudah waktunya perempuan juga dilihat potensial rekrutmen untuk pelaku teror. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) apakah ada juga program khusus yang diarahkan kepada perempuan,” terang Sidney.

(bimbim – www.harianindo.com)

x

Check Also

Anies Enggan Tanggapi Isu Ahok Bakal Diangkat Jadi Mendagri

Anies Enggan Tanggapi Isu Ahok Bakal Diangkat Jadi Mendagri

Jakarta – Sebuah pesan singkat berantai berisikan informasi mengenai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ...

12465455_10205256660160520_652338149_o

Follow Kami Di Line @harianindo Friends Added

Portal Berita Indonesia

Saran dan Masukan Selalu Kami Tunggu Untuk Kami Membangun Portal Media Ini Agar Bisa Menjadi Lebih Baik Lagi. Hubungi Kami Jika Ada Saran, Keluhan atau Masukan Untuk Kami. Untuk Pemasangan Iklan Silahkan Kontak Kami di Page Pasang Iklan.

Aktual, Faktual dan Humanis