Washington – Perayaan Hari Raya Idul Fitri 1438H di negara non-Muslim, seperti Amerika Serikat (AS), ternyata juga semarak. Hari Lebaran menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa Muslim, terutama yang berasal dari Indonesia.
Berikut ini cerita Hari Lebaran seorang mahasisws asal Indonesia bernama Cut Famelia seperti dilansir dari metrotvnews.com, Kamis (29/6/2017):
Eid Dinner (Halal Bihalal atau silaturrahmi dan makan bersama di hari Raya) sepertinya menjadi momentum yang paling ditunggu-tunggu oleh mahasiswa Muslim di kampus saya, Worcester, Polytechnic Institute (WPI) di Massachusetts, Amerika Serikat. Dengan jumlah mahasiswa muslim sekitar 100-an orang, acara Eid Dinner diadakan di sebuah hall (ruang serbaguna) di kampus dan sifatnya inklusif. Yang diundang tak hanya mahasiswa dan dosen/staf yang beragama Islam saja, tapi juga terbuka untuk siapa saja yang ingin datang, makan, ngobrol, dan belajar tantang bagaimana Muslim merayakan hari raya mereka.”
“Kegiatan ini menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan Islam kepada komunitas kampus yang lebih besar dan beragam, agar Islam tidak lagi terdengar tabu atau asing. Makanan yang disajikan sebagian besar bernuansa Timur-Tengah. Panitia juga menyediakan opsi makanan vegetarian untuk siapa saja yang tidak makan daging agar semua yang hadir bisa menikmati hidangan sesuai dengan preferensinya.”
“Eid Dinner dihadiri oleh banyak mahasiswa Muslim yang berasal dari berbagai negara seperti Pakistan, Afghanistan, Arab Saudi, Bangladesh, Malaysia, Maroko, Sudan, Iran, Iraq, India, Portugal, dan lain-lain. Keberagaman ini menciptakan sensasi “makan sambil keliling dunia”. Di sini, kami punya kesempatan untuk berkenalan dengan Muslim dan juga Non-Muslim dari berbagai belahan dunia, melihat cara mereka berbicara, berpakaian, dan bersikap. Dalam acara ini, panitia juga menyuguhkan sesi hiburan seperti puisi, nyanyian tradisional/reliji, kompetisi, kaligrafi, rias Henna/inai, dan jeopardy game (menjawab pertanyaan dengan bobot nilai yang berbeda-beda) terkait pengetahuan umum tentang Islam. Kegiatan interaktif ini membuat perayaan hari raya terasa lebih berkesan bagi saya.”
“Di samping itu, saya juga merasakan sensasi keliling dunia ketika mengerjakan Salat Eid di Masjid Al Huda, yang terletak bersebelahan dengan Worchester Islamic Center. Muslim yang berasal dari berbagai penjuru dunia datang dan berkumpul menjadi satu kelompok entitas dan beribadah secara kolektif dan serentak untuk tujuan yang sama dan satu. Kami merasa seperti bersaudara walau tak saling kenal. Selesai shalat, kami bersalaman-salaman dan berkumpul di halaman luar masjid untuk menikmati hidangan makanan yang disediakan oleh panitia.”
Baca juga: Imam Masjid Asal Indonesia Ditangkap Pihak Imigrasi Amerika Serikat
“Dengan tantangan serta perbedaan kultur yang saya alami di AS, saya menjadi lebih paham siapa diri saya, apa identitas saya, serta “sense of worship” (esensi dari ibadah yang saya lakukan). Pengalaman berlebaran dengan umat yang berbeda kultur tidak hanya memperkaya pengalaman tapi juga menambah ibadah karena membina tali persaudaraan dan belajar saling memahami. Anda akan lebih mengenal diri anda sepenuhnya ketika melihat dan mengerti orang lain yang berbeda dengan anda. Go travel and you will understand yourself better!” (Yayan – www.harianindo.com)