Home > Ragam Berita > Nasional > Terkait Kencing Unta, MUI : “Banyak Ustad Gunakan Medsos Untuk Maksimalkan Pengaruhnya”

Terkait Kencing Unta, MUI : “Banyak Ustad Gunakan Medsos Untuk Maksimalkan Pengaruhnya”

Jakarta – Masih menjadi topik pembicaraan yang hangat hingga saat ini perihal video yang menampilkan seorang ustad yang sedang meminum kencing unta. Terkait hal itu, ustadz tersebut juga mengatakan bahwa apa yang dilakukannya itu ada dalilnya, yaitu hadist Nabi Muhammad.

Terkait Kencing Unta, MUI : "Banyak Ustad Gunakan Medsos Untuk Maksimalkan Pengaruhnya"

Hal tersebut membuat KH Cholil Nafis selaku Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat suara dengan mengatakan bahwa saat ini ada banyak ustadz yang menggunakan media sosial –bahkan politik- untuk memaksimalkan pengaruh dan menyebarkan paham keislaman yang diusungnya.

Dikutip dari NU Online kemarin Minggu, beliau berkata bahwa “Saya hanya melihatnya dari fenomena sekarang yang banyak ustadz berebut masuk televisi dan menggunakan medsos untuk memaksimalkan pengaruh pahamnya,”

Kiai Cholil menjelaskan, ada perbedaan pendapat terkait dengan meminum air kencing unta. Namun, mayoritas ulama (jumhur ulama) khususnya Mazhab Syafi’i dan Hanafi bersepakat bahwa benda yang keluar dari tubuh hewan baik lewat kemaluan depan atau belakang adalah benda najis. Baik hewan itu halal dagingnya, atau hewan itu tidak halal. Sehingga mengonsumsi kotoran hewan itu adalah haram.

“Ya memang ada yang tak jijik dengan kencing unta. Kalau saya pribadi sih jijik,” ucapnya.

Nabi SAW meminta kepada Ibnu Mas’ud sebuah batu untuk istinja’, namun diberikan dua batu dan sebuah lagi yang terbuat dari kotoran (tahi). Maka beliau mengambil kedua batu itu dan membuang tahi dan berkata,”Yang ini najis”. (HR. Bukhari)

Sedangkan, lanjut Kiai Cholil, hadist yang menerangkan bahwa Nabi Muhammad membolehkan salah seorang sahabat meminum air seni unta sebagai pengobatan adalah karena darurat saja. Baginya, meminum air kencing unta adalah sesuatu yang tidak lazim.

“Sejorok-joroknya orang Arab atau penggembala unta, tidak ada yang mau minum air kencingnya, apalagi kotorannya,” ungkapnya.

(IKhsan Djuhandar – www.harianindo.com)

x

Check Also

Anies Baswedan Berikan Tanggapan Terkait Mangkraknya Aset DKI di Pulomas

Anies Baswedan Berikan Tanggapan Terkait Mangkraknya Aset DKI di Pulomas

Jakarta – Ribuan aset milik pemerintah DKI Jakarta terbengkalai di Pusat Penyimpanan Barang Daerah di ...