Jakarta – Baru-baru ini, Lembaga Roda Tiga Konsultan (RTK) mengumumkan hasil survei terbaru terkait Pemilu 2019 mendatang. Survei RTK ini dilakukan pada 21 April-2 Mei 2018, menggunakan metode stratified systemic random sampling. Survei ini melibatkan 1.610 responden dengan margin of error 2,5 persen. Salah satu hasil survei menyatakan pemilih setuju dengan gerakan #GantiPresiden2019 unggul tipis.

Survey #2019GantiPresiden : Setuju 38,3%, Tidak Setuju 36,8%

“Hasil survei, jumlah pemilih yang setuju gerakan #GantiPresiden2019 sebesar 38,3 persen, sedangkan yang tidak setuju 36,8 persen dan yang tidak menjawab sebesar 25 persen,” kata Direktur Riset Roda Tiga Konsultan, Rikola Fedri di Jakarta, Kamis (24/5/2018).

Menurut Fedri, dengan hasil yang tipis tersebut, partai koalisi pendukung pemerintah harus bekerja ekstra keras dalam mensosialisasikan keberhasilan pemerintahan Presiden Jokowi. Disamping itu secara personal, Jokowi juga harus membuktikan sebanyak mungkin realisasi program yang dijanjikan sebelumnya saat kampanye.

“Artinya peluang, Jokowi untuk menang 50:50. Tergantung pada kemampuan, Jokowi dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi dan keamanan seperti terorisme,” ujarnya.

Berdasarkan hasil survei tersebut, pihak yang menginginkan ganti presiden ternyata bukan hanya dari partai oposisi saja, seperti Gerindra dan PKS. Namun, yang menginginkan ganti presiden 2019 juga muncul dari partai yang pro pemerintahan Jokowi.

“Dari pendukung PDIP 14,8 persen setuju ganti presiden. PKB 39,0 persen. Golkar 42,6 persen. Nasdem 37,5 persen. PPP 43, 2 persen, PAN 65,4 persen, Hanura 20,0 persen,” ujarnya.

Akan tetapi, tak semua pendukung Gerindra, PKS dan Demokrat juga 100 persen setuju 2019 ganti presiden. Dari data yang ada, pendukung Gerindra 82,4 persen yang setuju. Kemudian, disusul dengan PKS 68,7 persen dan Demokrat 58,5 persen.

Dirinya melanjutkan, beda tipis antara yang setuju dan tidak setuju #2019GantiPresiden terlihat dari kepuasan kinerja dari Jokowi. Antara kepuasan kinerja tidak seimbang dengan elektabilitas Jokowi yang masih di bawah 50 persen.

“Ini menjelaskan ada pemilih yang meskipu sangat puas dengan kinerja, Jokowi. Namun tidak memilih, Jokowi sebagai calon presiden,” jelasnya.

(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)