Paris – Prancis, untuk pertama kalinya, mengaku bertanggung jawab melakukan penyiksaan terhadap para pejuang kemerdekaan Aljazair pada pertengahan 1950-an.

Presiden Prancis Emmanuel Macron
Pengakuan tersebut disampaikan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis 13 September 2018. Dia mengatakan, Maurice Audin, seorang aktivis komunis pro-kemerdekaan hilang pada 1957.
“Dia tewas setelah mendapatkan siksaan saat Aljazair masih menjadi bagian dari Prancis,” ucapnya sebagaimana diberitakan Al Jazeera pada Jumat (14/9/2018).
Macron yang melakukan kunjungan ke janda Audin pada Kamis itu juga akan menyiapkan sebuah kebijakan untuk membuka arsip mengenai warga sipil dan militer baik warga Prancis maupun Aljazair.
Selama perang kemerdekaan pada 1954-62, lebih dari 1,5 juta warga Aljazair tewas setelah mereka berhadapan dengan pasukan Prancis. Aljazair adalah sebuah negara di bawah koloni Prancis selama 130 tahun.
“Satu hal yang ingin saya sampaikan yakni mengakui kebenaran,” kata Macron kepada istri Audin.
Baca juga: Pemerintah AS Tampik Isu Trump Berikan 5 Miliar Dolar kepada Palestina
Sementara itu, Josette Audin mengatakan kepada wartawan di apartemennya di Bagonlet, timur pinggiran Paris, “Saya tidak pernah berpikir hari ini akan datang.”
Bekas Presiden Jacques Chirac pada 2003, disusul para pemimpin Prancis mengecam pendudukan Aljazair. Namun, hanya Macron yang mengakui Prancis bertanggung jawab melakukan penyiksaan terhadap para tahanan Aljazair. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)