Tokyo- Pemimpin Tahta Suci Vatikan Paus Fransiskus sedang menghabiskan waktu dengan berkunjung ke kota bersejarah Hiroshima, Minggu (24/11). Kunjungan tersebut dilakukan untuk mengenang tragedi dahsyatnya bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II.

Dalam lawatannya tersebut, Paus menyatakan bahwa penggunaan bom nuklir adalah sebuah kejahatan. Hal tersebut dinyatakan saat Paus selesai menggelar pertemuan dengan para penyintas insiden mengerikan tersebut.

Paus Fransiskus pun mengeluarkan kecaman terhadap negara-negara yang membuat bom nuklir untuk melindungi negara mereka sendiri. Menurutnya, nuklir seharusnya dapat digunakan untuk solusi perdamaian dan stabilitas keamanan dunia. Namun, menurutnya yang terjadi justru asebaliknya.

“Uang yang dihamburkan dan kekayaan yang dihasilkan (dalam perdagangan senjata nuklir adalah) penghinaan terhadap surga (di saat) jutaan anak hidup dalam kondisi yang tak humanis,” tutur Paus dalam kunjungannya ke Jepang seperti dilansir AFP, Minggu (24/11).

Sikap Paus Fransiskus terkait nuklir pun berlawanan dengan sikap Paus Yohanes Paulus II. Pada pidato di PBB tahun 1982, Paus Yohanes Paulus II menyatakan bahwa nuklir memang diperlukan untuk melakukan kejahatan.

Bedasar dari peristiwa Hiroshima dan Nagasaki, Paus Fransiskus mengatakan bahwa bom nuklir hanya berdampak pada kesakitan manusia. Saat itu setidaknya 140 ribu orang meregang nyawa bom nuklir dijatuhkan oleh militer Amerika Serikat pada 1945. Sementara itu di Nagasaki, 74 ribu tewas saat bom kedua dijatuhkan tiga hari kemudian.

“Tempat ini membuat kita sangat sadar akan rasa sakit dan ketakutan yang kita sebagai manusia mampu lakukan satu sama lain,” tutup Paus di Nagasaki. (Hr-www.harianindo.com)