Jakarta –
Pt Fore Kopi Indonesia TBK (Fore), melaporkan lonjakan pendapatan 115% menjadi Rp 1,04 triliun pada tahun 2024. Laba bersih perusahaan juga dipanggil hingga 4.900% menjadi Rp 58,2 miliar.
Secara sejalan dengan penambahan jumlah outlet hingga 35%, mencapai total 232 outlet pada akhir 2024. Dengan pencapaian positif dalam kinerja laporan laba rugi tahun lalu, pada tanggal 31 Desember 2024, jumlah ekuitas ke depan.
Direktur Presiden Pt Fore Kopi Indonesia TBK, Vico Lomar, mengatakan bahwa dengan demikian, sampai akhir 2024 total aset kopi kedepan menjadi Rp 640,76 miliar atau 89% (YoY). Dia percaya, tahun ini kinerja dan keuangan perusahaan akan meningkat.
“Pada tahun 2025, perusahaan telah menetapkan target untuk terus meningkatkan kinerja bisnis, baik dalam hal keuangan maupun operasional dan terus mempertahankan loyalitas konsumen kepada merek kopi,” kata Vico, dalam pernyataannya, Kamis (6/26/2025).
Baca juga: KFC sedang berdarah, tersedak kehilangan harus dibantu 2 ‘monster’
|
Laporan Kinerja Keuangan ini diajukan pada Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham (“RUPS”) di Fore Experience, Komandan Polim IX No. 53, Melawai, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan. RUPS dilakukan memikat dan online menggunakan aplikasi yang disediakan oleh PT Kustodian Sentral Effect Indonesia (“KSEI”), sistem rapat umum elektronik KSEI (“Easy.kei”).
Vico mengungkapkan, optimisme Fore Coffee untuk mencapai target kinerja keuangan untuk tahun fiskal 2025 didasarkan pada praktik membuka outlet baru yang semakin matang dan sistematis, serta komitmen keunggulan operasional sebagai pilar utama untuk mempertahankan kualitas dan efisiensi.
“Tidak kalah pentingnya, kekuatan merek kopi kedepan yang terus tumbuh dan semakin diterima oleh konsumen telah memberi kami kepercayaan diri untuk melangkah lebih jauh pada tahun 2025,” kata Vico.
Dia juga menyatakan bahwa di tengah-tengah perlambatan ekonomi, perusahaan melihat industri makanan dan minuman, terutama produk kopi dan non-alkohol, masih menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat.
“Antusiasme pelanggan dari inovasi produk kami seperti Butterscotch Sea Salt Latte dan Triple Peach Americano, yang berhasil menjadi produk terbaik, menjadi bukti ketertarikan pasar yang berkelanjutan,” kata Vico setelah pertemuan umum pemegang saham tahunan di Fore Experience, Komandan Polim, Jakarta, Kamis (26/6).
Vico juga menyoroti respons positif publik terhadap perluasan outlet kopi kedepan. Dengan melihat antusiasme tinggi di setiap pembukaan outlet baru perusahaan, hingga akhir 2024, jaringan kami telah mencapai lebih dari 40 kota di Indonesia dan Singapura.
“Kebutuhan masyarakat akan rekreasi, yang dapat dipenuhi dengan konsumsi produk makanan dan minuman berkualitas tinggi dengan harga terjangkau seperti yang ditawarkan oleh Fore Coffee, juga terlihat cukup peran dalam masalah ini,” tambahnya.
Sementara itu, kepala komisaris Kopi Indonesia Willson Weather, menyatakan apresiasinya atas dukungan investor dari penawaran umum perdana (IPO) ke perdagangan saham perusahaan di pasar sekunder.
La menekankan bahwa komitmen Dewan Komisaris dalam membangun tata kelola perusahaan yang baik (GCG), yang direalisasikan melalui keterlibatan dalam proses pembentukan komite audit, komite nominasi dan remunerasi, serta pengangkatan kepala unit audit internal dan sekretaris perusahaan.
Dia percaya Fore Coffee terus memperkuat kepemimpinannya di pasar kopi premium Indonesia melalui posisi produk yang terukur, operasi dan fondasi keuangan yang kuat, dan tata kelola perusahaan yang baik.
“Produk kami unggul dalam kualitas, aksesibilitas, dan keunikan; kami terus beradaptasi, dan menjaga keseimbangan harga dengan kualitas, yang membuat kami tak tertandingi di segmen ini. Dengan R&D internal yang mendalam, kami terus melokalisasi profil rasa dan memperkenalkan menu musiman yang disesuaikan dengan permintaan konsumen sambil mempertahankan rasio harga dengan kualitas kami yang tidak tertandingi di segmen,” ia menjelaskan.
Secara operasional, Willson mengatakan bahwa Fore mempertahankan laba operasi kotor yang tinggi (GOP) per toko melalui kontrol komprehensif rantai pasokan, mulai dari sumber bahan baku, proses produksi, hingga distribusi.
“Teknologi internal yang kami kembangkan sendiri memungkinkan optimalisasi inventaris, pengurangan limbah, dan personalisasi pengalaman pelanggan di berbagai saluran,” jelasnya.
Semua yayasan ini, ditambah dengan tata kelola dan komitmen yang kuat terhadap transparansi, menjadi dasar keberhasilan dimulai dari proses IPO dan membuka jalan menuju penciptaan nilai -nilai berkelanjutan.
“Kami tetap berkomitmen untuk pertumbuhan jangka panjang melalui alokasi modal yang efisien, optimalisasi jaringan outlet, dan inovasi produk,” Willon menyimpulkan.
(disana/kil)