Jakarta – Hari ini, Kamis (24/12/2015), para umat Muslim merayakan hari kelahiran sang nabi besar Nabi Muhammad SAW. Semua umat Muslim bersuka cita memperingati Maulid Nabi yang jatuh pada 12 Rabiul Awal 1437 Hijriyah. Tak terkecuali dengan Cak Nun.

Tokoh intelektual yang bernama lengkap Emha Ainun Nadjib ini bahkan jauh hari sudah mempersiapkan sebuah puisi untuk memperingati hari besar kelahiran sang Baginda Rasulullah SAW.

Berikut isi puisi Cak Nun tentang kerinduannya kepada Nabi Muhammad SAW:

Muhammadkan hamba Ya Rabbi!

Di setiap tarikan napas dan langkah kaki
Tak ada dambaan yang lebih sempurna lagi
Di ufuk jauh kerinduan hamba, Muhammad berdiri

Muhammadkan Ya Rabbi hamba yang hina dina
Seperti siang malammu yang patuh dan setia
Seperti bumi dan matahari yang bekerja sama
Menjalankan tugasnya dengan amat terpelihara

Sebagai adam hamba lahir dari gua garba ibunda
Engkau tuturkan pengetahuan tentang benda-benda
Hamba meniti alif-ba-ta makrifat pertama
Mengawali perjuangan untuk menjadi mulia

Ya Rabbi! Engkau tiupkan ruh ke dalam nuh hamba
Dengan perahu di padang pasir yang mensamudera
Hamba menangis oleh pengingkaran amat dahsyatnya
Dan bersujud di bawah bukti kebenaranmu yang nyata

Sesudah berulangkali bangun dan terbanting
Merenungi dan mencarilah hamba sebagai Ibrahim
Menatapi laut, bulan, bintang dan matahari
Sampai gamblang bagi hamba Allah yang sejati
Jadilah hamba pemuda pengangkat kapak
Menghancurkan berhala sampai luluh lantak
Hamba lawan jika ‘pun Fir’aun sepuluh jumlahnya
Karena api sejuk membungkus badan hamba

Kemudian Ya Rabbi engkau ajarkan hal kedewasaan
Yakni penyembelihan dan Kurban, pasrah dan keikhlasan
Tatkala dengan hati pedih pedang hamba ayunkan
Sukma hamba memasuki Ismail yang menelentang
Ismail hamba membisikkan firman-Mu Ya Rabbi
Bahwa dewasa tidaklah ditandai kegagahan diri
Melainkan rela menyaring dan menyeleksi
Agar secara jernih berkenalan dengan yang inti
Di saat meng-ismail itu betapa jiwa hamba gemetar
Ego pribadi adalah musuh yang teramat tegar
Jika di hadapan-Mu masih ada sejumput saja pamrih
Maka leher hamba sendiri yang bakal tersembelih
Dan memang kepala hamba tanggal berulangkali
Di medan peperangan modern ini Ya Rabbi
Hambalah kambing di jalanan peradaban ini
Darah mengucur, daging hamba dijadikan kenduri
Tulus hati dan istiqamah Ismail Ya Rabbi
Betapa sering lenyap dari gairah perjuangan ini
Keberanian untuk bersetia kepada kehendakmu
Di hadapan musuh gugur satu demi satu

Maka hamba-Mu yang dungu belajar menjadi Musa
Meniti kembali setiap hakikat alif-ba-ta
Belajar berkata-kata, belajar merumuskan cara
Harun hamba membantu mengungkapkannya
Musa hamba membukakan universitas cakrawala
Setiap gejala dan segala warna zaman hamba baca
Dengan seribu buku dan seribu perdebatan
Hamba tuntaskan makna kebangkitan
Tongkat hamba angkat dan tegakkan Ya rabbi
Memusnahkan iklan-iklan takhayul Fir’aun yang keji
Ular klenik pembangunan, sihir gaya kebudayaan
Karena telah hamba genggam yang bernama kebenaran

Ya Rabbi! Alangkah agung segala ciptaan ini
Kebenaran belaka membuat hidup kering dan sepi
Maka engkau jadikan hamba Isa yang lembut wajahnya
Dengan mata sayu namun bercahaya, mengajarkan cinta
Isa hamba sedemikian runduknya kepada dunia
Segala tutur kata dan perilakunya kelembutan belaka
Sehingga murid-murid hamba dan anak turunnya terkesima
Tenggelam mesra dalam Isa hamba yang disangka Tuhannya

Ya Rabbi! Haruslah berlangsung keseimbangan
Antara cinta dengan kebenaran
Haruslah ada tuntunan pengelolaan
Atas segala ilmu dan nilai yang engkau anugerahkan
Karena itu Muhammad ‘kan hamba Ya rabbi
Bukakan pintu kesempurnaan yang sejati
Pamungkas segala pengetahuan hidup dan hati suci
Perangkum bangunan keselamatan para Rasul dan Nabi

Muhammad ‘kan hamba Ya Rabbi, Muhammad ‘kan!
Agar tak menangis dalam keyatimpiatuan
Agar tak mengutuk meski batu dan benci ditimpakan
Agar sesudah hijrah hamba memperoleh kemenangan

Muhammad ‘kan hamba Ya Rabbi, Muhammad ‘kan hamba
Agar kehidupan hamba jauh melampaui usia hamba
Agar kematian tak menghentikan perjuangan
Agar setiap langkah mengantarkan rahmat bagi alam

Muhammad ‘kan hamba Ya Rabbi, Muhammad ‘kan
Di rumah, di tempat kerja serta di perjalanan
Agar setiap ucapan, keputusan dan gerakan
Menjadi ayat-Mu yang indah dan menaburkan keindahan
Takkan ada lagi sosok pribadi seanggun ia
Dipahami ataupun disalahpahami oleh manusia
Kalau tak sanggup kaki hamba menapaki jejaknya
Penyesalan hamba akan tak terbandingkan oleh apa pun saja
Para malaikat sedemikian hormat dan segan kepadanya
Bagai dedaunan yang menunduk kepada keluasan semesta
Para Nabi berbaris menegakkan sembahyang
Engkau perkenankan ia berdiri menjadi imam

Ya Rabbi! Muhammad ‘kan hamba, Muhammad ‘kan hamba!
Perdengarkan tangis bayi padang pasir di kelahiran hamba
Alirkan darah al-Amin di sekujur badan hamba
Sarungkan tameng al-Ma’shum di gerak perjuangan hamba
Kalungkan kebencian Abu Jahal di leher hamba
Sandingkan keteduhan Abu Thalib di kaki dukalara hamba
Payungkan awan cinta-Mu di bawah terik politik durjana
Usapkan tangan sejuk khadijah pada kening derita hamba
Kirimlah Jibril mencuci hati Muhammad hamba
Lahirkan kembali wahyu-Mu di detak gemetar jantung hamba
Dan kucuran darah luka Muhammad oleh pedang kaum pendusta
Hadiahkan kepada hamba rasa sakitnya

Ya Rabbi Ya Rabbi, Muhammad ‘kan hamba!
Bersujud dan tafakkur di Gua Hira’ jiwa hamba
Berkeliling ke rumah tetangga, negeri dan dunia
Menjajakan cahaya.

(Rani Soraya – www.harianindo.com)