Home > Unik > Mengapa Februari Lebih Pendek Dibanding Bulan Lainnya ? Berikut Jawabannya

Mengapa Februari Lebih Pendek Dibanding Bulan Lainnya ? Berikut Jawabannya

Jakarta – Februari merupakan bulan yang identik dengan momen penuh cinta. Sebab, di bulan ini sebagian kalangan merayakan Hari Valentine, alias Hari kasih Sayang.
Mengapa Februari Lebih Pendek Dibanding Bulan Lainnya ? Berikut Jawabannya
Namun, keunikan Februari tidak berhenti sampai di situ. Bulan kedua dalam penanggalan Masehi ini memiliki jumlah hari yang lebih pendek dari bulan lainnya.

Mungkin, sebagian dari anda pernah bertanya-tanya, mengapa jumlah hari di Februari bisa lebih sedikit dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya yang berselang-seling antara 30 dan 31?

Dilansir dari forum.viva.co.id, Selasa (9/2/2016), sebuah akun member forum diskusi di situs berita online Viva.co.id yang bernama semifinal mencoba menjabarkannya secara ringkas untuk anda.


“Rupanya berbagai mitos beredar mengenai jumlah hari di Februari. Beberapa orang percaya Februari berjumlah 29 hari karena Augustus Caesar mencuri satu harinya untuk Agustus.

Namun pada mulanya, Februari memiliki 28 hari karena orang Romania menggunakan kalender Romulus pada abad kedelapan sebelum masehi. Kalender itu terdiri dari 10 bulan yang dimulai pada Maret hingga Desember sehingga Januari dan Februari tidak termasuk. Dari Maret hingga Oktober, hari dalam sebulan berselang-seling dari 31 dan 30 hari, sementara November dan Desember sama-sama berisi 30 hari.

Dengan begitu, satu tahun hanya berisi 304 hari. Saat itu, musim dingin belum memiliki nama dan belum diperhatikan.

Raja Numa Pompilius berpikir meninggalkan 61 hari dalam kalender bukanlah hal yang tepat. Pada 713 SM, dia membuat kalender baru dengan 12 bulan bergantung pada rotasi Bulan, dengan begitu ada 355 hari dalam selama setahun. Ia juga sekaligus memperkenalkan Januari dan Februari. Namun kala itu, Februari adalah bulan terakhir dalam kalender tahun, bukannya Desember.

Keanehan sistem kalender Roma kuno masih ditambah dengan kepercayaan mengenai angka yang membuat setiap bulan memiliki jumlah hari ganjil. Orang Roma percaya bahwa angka genap membawa ketidakberuntungan sehingga Maret berisi 31 hari, April 29 hari, dan hanya Februari sebagai bulan terakhir yang memiliki 28 hari sehingga satu tahun genap 355 hari.

Sistem ini akhirnya membawa masalah. Setelah beberapa tahun berjalan, bulan dan musim menjadi tidak sinkron sehingga terkadang, orang Roma menambah satu bulan berisi 27 hari yang disebut bulan Mercedonius. Mereka akan menghapus beberapa hari di Februari dan memulai Marcedonius pada 24 Februari.

Kalender ini membuat semakin banyak orang bingung karena Marcedonius sangat tidak konsisten, terutama karena datangnya ditentukan para pendeta. Para pendeta sempat disebut menyalahgunakan kewenangan mereka untuk keuntungan kawan dan merugikan rival.

Pada masa Julius Caesar, orang-orang sudah tak tahu lagi mereka berada pada waktu apa. Caesar kemudian menata kembali Kalender. Roma perlu 445 hari untuk menuju tahun 46 SM.

Caesar menyelaraskan kalender dengan Matahari dan menambahkan beberapa hari sehingga semuanya genap 365 hari. Februari, yang sekarang berada di awal tahun sayangnya tetap bertahan dengan 28 harinya.”

(Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

CAPTCHA Image
Refresh Image

*