Home > Gaya Hidup > Kesehatan > Studi, Berbicara Sendiri Bisa Redakan Stres

Studi, Berbicara Sendiri Bisa Redakan Stres

Jakarta – Berbicara dengan diri sendiri sering dianggap sebagai gejala dari gangguan jiwa. Padahal justru sebaliknya, baru-baru ini oleh Scientific Reports mengadakan studi bru yang menyebutkan semakin sering Anda berbicara sendiri itu menandakan Anda sosok yang benar-benar cerdas.

Studi, Berbicara Sendiri Bisa Redakan Stres

Peneliti dari Michigan State University dan University of Michigan meneliti aktivitas otak dari 29 orang siswa.

Para siswa kemudian diminta untuk melihat gambar yang netral dan yang mengganggu. Kemudian mereka diminta untuk membicarakan bagaimana perasaan mereka saat melihat gambar dengan sudut pandang orang pertama dan orang ketiga.

Disisi lain, ada 50 orang peserta yang diminta untuk memikirkan pengalaman yang menyakitkan dengan cara yang sama. Setelah dilakukan analisis terhadap kedua percobaan itu, para peserta bisa mengatur emosinya dengan lebih baik untuk menghilangkan stres karena saat bercerita melalui sudut pandang orang ketiga, mereka berbicara sendiri.

Dilansir dari Fox News, Kamis (3/8/2017), seorang peneliti menjelaskan, hal ini seperti mengubah mereka ke dalam mode yang berbeda saat mengalami emosi negatif saat bercerita menggunakan namanya sendiri dibandingkan dengan menggunakan kata aku atau saya.

Kedua percobaan tersebut menunjukkan bahwa menempatkan posisi diri sendiri dalam sudut pandang orang ketiga memerlukan usaha lebih sedikit untuk membentuk regulasi emosi dibandingkan dengan saat dia menempatkan diri dari sudut pandang orang pertama. Dengan begitu, individu menjadi lebih berpikiran positif.

Menurut Jason Moser, salah satu peneliti mengungkapkan, ketika mereka melihat situasi dari sudut pandang orang ketiga, mereka mendapatkan sedikit jarak psikologis. Hal itu sangat membantu ketika mereka berada dalam situasi yang merangsang stress.

Dapat dicontohkan seperti ketika seorang anak bernama Emily mengatakan kepada diri sendiri “Aku tidak boleh takut” dia malah akan benar-benar merasa takut. Sebaliknya, ketika dia mengatakan “Emily tidak boleh takut,” itu akan merangsang pikirannya sehingga menjadi tidak takut. Hal itu disebabkan karena seolah-olah ada orang lain yang berbicara padanya dan membawa emosi positif. Perasaan positif bisa mengendalikan pikiran Anda menjadi lebih baik dan berpengaruh terhadap kecerdasan.

Moser menambahkan, dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga sangat direkomendasikan oleh para psikolog terhadap pasien mereka yang sedang berjuang dengan kecemasan dan stres. Karena dengan begitu maka pasien akan bisa menghilangkan stresnya sedikit demi sedikit. (Rere – www.harianindo.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Hasil Penelitian: Perempuan Berbokong Besar Lebih Kecil Risiko Terkena Penyakit Jantung

Hasil Penelitian: Perempuan Berbokong Besar Lebih Kecil Risiko Terkena Penyakit Jantung

Jakarta – Perempuan berbokong besar tidak hanya lebih seksi namun namun juga lebih sehat. Sebuah ...