Home > Ragam Berita > Nasional > Dishub Pasang Speed Alarm Untuk Mencegah Sopir Bus Kebut-kebutan

Dishub Pasang Speed Alarm Untuk Mencegah Sopir Bus Kebut-kebutan

Surabaya – Menjelang arus mudik pada lebaran tahun ini, Direktorat Lalu lintas (Ditlantas) Polda Jatim dan Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim semakin ketat meninjau kesiapan armada angkutan umum. Hal tersebut mereka lakukan demi kelancaran dan keselamatan para penumpang yang mudik terjamin.

Dishub Pasang Speed Alarm Untuk Mencegah Sopir Bus Kebut-kebutan

Pada Jumat (8/6/2018) kemarin, pihak petugas telah mendatangi Terminal Purabaya. Kedatangan mereka kesana adalah untuk pemasangan speed alarm dan tes urine terhadap para sopir bus. Speed alarm adalah salah satu terobosan baru. Alat tersebut dipasang di dashboard bus. Ada rangkaian angka digital yang menunjukkan kecepatan dari bus tersebut.

“Alat ini akan berbunyi jika sopir bus memacu kendaraannya melebihi batas kecepatan,” terang Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Heri Wahono.

Untuk perjalanan luar kota, batas kecepatan maksimal adalah 100 km/jam. Untuk memastikan alat itu berfungsi, para petugas ikut naik ke salah satu bus yang telah dipasangi dengan alat speed alarm tersebut. Dengan dikawal mobil Patwal, bus tersebut melakukan tes kecepatan di ruas Tol Waru-Juanda.

Di dalam tol, petugas meminta sopir memacu bus dengan kecepatan hingga 128 km/jam. Hasilnya, alarm mengeluarkan bunyi peringatan. ‘Anda melebihi batas kecepatan. Mohon kurangi kecepatan Anda’, begitu bunyi peringatan tersebut. Dalam tahap awal, speed alarm itu bakal dipasang pada 80 bus.

“Alat ini memang baru pertama kali dipakai untuk Operasi Ketupat Semeru tahun ini. Ke depan, tentunya secara bertahap armada lainnya akan menyusul,” tambah Heri.

Menurut Mantan Kapolres Tulungagung itu, dengan terpasangnya speed alarm maka sopir bus bisa mengendalikan emosinya ketika melaju di jalanan. Sehingga saat sopir bus tertib berkendara dan keselamatan penumpang menjadi lebih terjamin. Disamping memasang speed alarm, petugas juga melakukan tes urine secara acak. Sebanyak 34 sopir bus diukur tensi darah dan diuji urinenya untuk memastikan mereka tidak mengonsumsi alkohol dan narkoba.

“Dari data tahun lalu, kecelakaan didominasi angkutan umum. Makanya kami ingin menekan angka tersebut dengan melakukan antisipasi semaksimal mungkin,” lanjut alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1992 itu.

Salah seorang sopir bus, Hariyono, menyambut positif tes urine tersebut. Dia mengatakan siap untuk melayani penumpang. “Jadi tahu juga kami ini sehat atau tidak. Kalau memang kurang fit, ya tidak akan maksa bawa bus,” ucapnya.

(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Sejak H-6 Idul Fitri 2018 Di ruas Tol Cipali Mulai Ramai Pemudik

Sejak H-6 Idul Fitri 2018 Di ruas Tol Cipali Mulai Ramai Pemudik

Jakarta – Terhitung sejak H-6 Idul Fitri 2018, lalu lintas di ruas Tol Cipali mulai ...