Semarang – Menjadi korban financial technology (fintech) pinjaman online abal-abal, seorang perempuan mendapati ada pihak tak bertanggung jawab yang memasang fotonya sebagai orang yang rela berbuat hal tak senonoh. Atas kejadian tersebut, ia merasa dilecehkan.

Sempat beredar sebuah poster perempuan dengan tulisan siap untuk melakukan apa saja demi melunasi utangnya di fintech. Setelah diusut, diketahui ternyata pemilik foto tersebut merupakan seorang pegawai swasta asal Solo bernama Indri. Padahal, poster tersebut hanyalah lancung belaka. Rupanya, ia tidak hanya mengalami pencatutan foto.

Kasus tersebut bermula saat Indri meminjam uang di sebuah aplikasi fintech. Ia berniat menggunakan uang tersebut untuk biaya sekolah anaknya.

“Sebelumnya saya pernah pinjam di satu aplikasi, pinjam Rp 1 juta dan saya hanya terima Rp 650.000 dipotong untuk biaya administrasi dan lain-lain,” kata Indri pada Rabu (24/07/2019).

Awalnya, ia masih bisa membayar pinjaman tersebut. Namun suatu ketika, ia tidak bisa membayar cicilan. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, Intan memutuskan untuk berutang ke aplikasi pinjaman online lainnya.

“Saya pinjam ke aplikasi lain untuk menutup pinjaman yang sebelumnya. Gali lubang tutup lubang memang, pertamanya lancar sampai akhirnya saya pinjam di INCASH itu, saya terlambat satu hari membayar, langsung saya dimaki-maki dan semua kontak di hp saya mereka hubungi,” tutur Intan.

Namun pada hari kedua, Intan mendapat teror dari debt collector INCASH. Ia mendapat ancaman bahwa fotonya akan disebar ke nomor-nomor lain. Bahkan, foto tersebut juga dicantumkan ujaran-ujaran yang tidak pantas.

“Hari pertama mereka ancam-ancam, lalu sampai mereka menyebar foto saya yang ada tulisannya jual diri lah, rela digilir lah, saya jadi nggak tenang,” paparnya. 

Atas kasus ini, Intan mengadukan hal yang dialaminya tersebut ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Solo. Barulah LBH Solo membantu Intan dalam melaporkan ke pihak berwajib. (Elhas-www.harianindo.com)