Jakarta – Polisi berhasil membongkar rencana dari aksi terorisme yang akan dilancarkan di Cirebon dengan menggunakan bom yang mengandung racun kimia. Racun itu nantinya yang akan diracik menjadi bom kimia.

Abrin sendiri merupakan racun alami yang terdapat pada biji tanaman rosary pea atau jequirity pea (Abrus precatorius – saga rambat). Tampilan dari biji tersebut berwarna merah dengan bintik hitam di ujungnya.

Abrin dapat meracuni manusia dengan cara menghambat sel-sel untuk memproduksi protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Tanpa protein tersebut, akan berdampak fatal pada sel-sel tersebut dan berujung pada kematian.

Dikutip dari Medicinenet, abrin juga bisa menyebabkan keracunan. Gejala awal keracunannya mulai dapat terlihat 8 jam pasca racun tersebut masuk ke dalam tubuh. Gangguan pernapasan (sulit bernapas), demam, batuk, mual, dan sesak di dada kemungkinan bisa terjadi.

Selain itu, abrin dapat berakibat pada keringat yang berlebihan, hingga cairan tersebut menumpuk di paru-paru (edema paru). Keadaan tersebut akan berakibat pada sesak napas dan kulit berubah jadi biru. Jika terjadi kondisi tersebut, akan terjadi tekanan darah rendah, kegagalan napas, hingga berujung pada terjadinya kematian.

Abrin dalam bentuk bubuk atau kabut juga dapat menyebabkan kemerahan dan rasa perih pada kulit serta mata. Selain itu, abrin juga dapat dibuat dalam bentuk pelet ataupun dilarutkan dalam air.

Dalam waktu 36 hingga 72 jam pasca paparan seseorang bisa mengalami kematian, bergantung pada besar kecilnya dosis dan melalui jalur mana racun tersebut masuk ke dalam tubuh: inlahasi, konsumsi, atau injeksi.

Namun, apabila kematian belum terjadi dalam 3 sampai 5 hari, korban bisa sembuh seperti sedia kala. (Hr-www.harianindo.com)