Jakarta – Said Aqil Siroj, selaku Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhlatul Ulama (PBNU) menyinggung terkait penggunaan sentimen agama dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Said mengungkap hal tersebut saat dalam perayaan Hari Santri 2019 di Jakarta yang juga dihadiri Gubernur DKI Jakarta hasil Pilkada 2017, Anies Baswedan.

“Akhir-akhir ini penggunaan sentimen agama dalam ruang politik semakin menguat. Dimulai dari peristiwa Pilkada DKI, melahirkan gerakan politik 212, sampai pada pemilihan presiden kemarin,” kata Said dalam perayaan Hari Santri Nasional di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2019).

Said beranggapan bahwa politik identitas yang memanfaatkan kedangkalan pemahaman beragama akan terus digunakan oleh kekuatan-kekuatan politik untuk meraih kekuasaan.

Terkait survei Wahid Foundation, Said mengaku eksklusivitas, intoleransi, dan radikalisme beragama khususnya di kalangan umat Islam semakin menguat sejak pilkada itu.

Said menyatakan bahwa terdapat sebanyak 57,1 persen muslim bersikap intoleran pada tahun 2017. Angka itu naik dari tahun 2016 yang berada di 51 persen.

Said mengungkap bahwa berkembangnya intoleransi sejak Pilkada 2017 bukan hanya memecah Islam, tapi juga bangsa dan negara.

“Karena intoleransi dan radikalisme inilah sesama anak bangsa saling mengkafirkan, saling menyalahkan, bahkan saling memusuhi,” ujar dia. (NRY-www.harianindo.com)