Surabaya – Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya Febriandhitya Prajatara tak menepis bahwa Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma kerap terbang ke luar negeri. Namun, dia memberikan jaminan bahwa setiap kali Risma pergi ke luar negeri tidak menggunakan dana dari APBD.

Lantaran, ujar Febri, kebanyakan saat Risma bertolak ke luar negeri seluruh akomodasi sudah ditanggung oleh pihak pengundang. “Bahkan tak jarang pula akomodasi beliau ditanggung oleh UCLG Aspac (The United Cities and Local Governments Asia Pacific) karena juga menjabat Presiden UCLG Aspac,” ujar Febri dalam keterangan tertulis, Selasa, 19 November 2019.

Pernyataan yang dikeluarkan Febri guna memberikan tanggapan terkait berita yang dikeluarkan media lokal yang menuding bahwa Risma merupakan Wali Kota yang sering “plesiran” ke luar negeri. Selama 2019 ini, Risma dikabarkan sudah 14 kali ke luar negeri, disusul Wali Kota Malang 5 kali, serta Bupati Jember dan Bupati Sidoarjo 4 kali.

Bahkan dalam satu bulan, Risma bisa bertolak ke mancanegara hingga empat kali. Saat ini Risma telah bertolak ke Afrika Selatan untuk hadir dalam Kongres UCLG World.

Namun, menurut Febri, sebenarnya Risma hanya terhitung 9 kali untuk pergi ke luar negeri dalam tahun ini lantaran ada sejumlah agenda di mancanegara yang memang dibatalkan.

Salah satunya agenda yang batal untuk dihadiri adalah rencana kunjungan ke San Fransisco, Amerika pada 21-26 Agustus lalu lantaran Risma harus dirawat di rumah sakit.

Febri menjelaskan adapun 9 kali kunjungan ke luar negeri secara keseluruhan adalah sebuah undangan bukan berdasarkan atas kemauan Risma pribadi. Seperti pada 19 Februari lalu Risma bertolak ke New York, Amerika, lantaran mendapatkan undangan dari Presiden Majelis Umum PBB dan Direktur FAO.

Selain itu dengan kapasitasnya sebagai Presiden UCLG Aspac, Risma juga pernah bertolak ke Yi Wu, Tiongkok (21-24 Mei); Makati, Filipina (4-7 September); New York, Amerika (24-25 September); dan Cologne, Jerman (15-18 Oktober). Dalam waktu dekat Risma pun akan segera bertolak ke Turki untuk turut menghadiri undangan dari Partai Pembangunan dan Keadilan guna memperingati Hari Hak Perempuan.

Anggota DPRD Surabaya dari Fraksi PDI Perjuangan Baktiono menjelaskan bahwa tingginya intensitas Risma ke luar negeri lantaran risiko kapasitasnya sebagai Presiden UCLG Aspac. Sehingga pemikiran dan implementasi konsep-konsep Risma dalam melakukan penataan terhadap lingkungan, jelas Baktiono, memang dibutuhkan oleh banyak negara.

Adanya salah satu bukti nyata kinerja Risma diakui oleh dunia internasional, tutur Baktiono, adalah Surabaya diberi kepercayaan untuk menjadi tuan rumah UN Habitat baru-baru ini.

“Mengapa meributkan Bu Risma sering ke luar negeri? Yang penting perginya itu bukan untuk kluyuran (main-main). Dan masalah-masalah dasar di Surabaya, seperti kesehatan dan pendidikan, sudah relatif selesai,” tutup Baktiono. (Hr-www.harianindo.com)