Jakarta- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko tidak merasa keberatan dan mempermasalahkan terkait rencana reuni alumni 212 yang akan diselenggarakan di kawasan Monas, Jakarta pada 2 Desember mendatang. Kendati demikian, ia beranggapan bahwa sudah tidak diperlukan lagi adanya aksi masa lantaran masyarakat saat ini sudah berada dalam kondisi yang tenang.

“Harapan kami, sudah lah, jangan terlalu banyak buat gerakan-gerakan. Toh, kami sudah paham, masyarakat semuanya sudah ingin damai, ingin bekerja dengan tenang,” ujar Moeldoko, Jumat (22/11).

Moeldoko pun menghimbau jika benar-benar nantinya akan diselenggarakan agar semua peserta mentaati peraturan yang berlaku. Ia menegaskan pada dasarnya masyarakat tidak berkeinginan terjadinya suatu insiden yang dapat mengganggu ketentraman.

Baca Juga : PANITIA REUNI AKBAR 212 PASTIKAN UNDANG USTAD ABDUL SOMAD

Apalagi jika mengganggu aktivitas orang lain. Dia percaya betul bahwa masyarakat tidak menginginkan adanya kekacauan.

“Imbauannya semuanya berjalan baik saja lah. Kami semuanya sudah menikmati suasana seperti ini. Saya yakin kalau kita lihat masyarakat sekarang sudah happy, suasana tenang, tidak terhambat oleh rintangan, psikologi, dan hambatan fisik,” jelasnya.

Alumni 212 merencanakan akan menggelar acara reuni akbar yang digelar di kawasan Monumen Nasional, Jakarta pada 2 Desember mendatang. Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif memprediksi akan ada satu juta massa yang turut dalam acara tersebut.

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama menngaku sudah mendapatkan izin penyelenggaraan reuni 212 dari Kepolisian dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Dengan pengelola taman Monas sudah, dengan Gubernur sudah rekomendasi, dengan Polda, bahkan dengan Polres dan Polri,” ujar Sekjen GNPF Ulama Edy Mulyadi.

Ia menyatakan bahwa reuni tersebut diadakan sebagai peringatan akan sebuah momentum.

Selain itu, reuni diselenggarakan juga untuk memperingati hari maulid Nabi Muhammad SAW dan doa bersama. Namun, ia enggan untuk menjelaskan secara detail tokoh-tokoh siapa saja yang akan hadir dalam acara tersebut termasuk, Rizieq Shihab.

“Orang suka bertanya, ‘apalagi sih, kan udah nggak ada Pemilu, Pilpres, ngapain lagi kumpul-kumpul’, gitu kan,” tutur Edy.

“Ini kan sama juga dengan menjawab ‘ngapain 17 Agustus memperingati tiap tahun, kan sudah nggak ada penjajah’,” pungkasnya. (Hr-www.harianindo.com)