Jakarta –
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merilis data Indeks Keyakinan Industri (IKI) Oktober 2025. Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief mengatakan IKI Oktober naik ke level 53,50 dibandingkan September yang sebesar 53,02.
“IKI bulan Oktober 2025 mencapai 53,50, masih mengalami peningkatan dengan kenaikan sebesar 0,48 poin dibandingkan September 2025 sebesar 53,02. Selain itu, nilai IKI meningkat sebesar 0,75 poin dibandingkan nilai IKI Oktober tahun lalu yang sebesar 52,75,” kata Febri dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Kamis (30/10/2025).
Dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, 22 subsektor mengalami ekspansi dan 1 subsektor mengalami kontraksi.
Dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah Industri Pengolahan Hasil Tembakau dan Industri Kertas dan Barang Kertas, sedangkan subsektor yang mengalami kontraksi adalah Industri Tekstil.
Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian Rizky Aditya Wijaya menjelaskan kontraksi sektor TPT disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, terkait kenaikan harga jual yang menyebabkan pesanan dari dalam negeri atau ritel berkurang.
Keduaterjadi peningkatan biaya bahan baku akibat melemahnya nilai tukar rupiah. Kondisi ini turut mempengaruhi biaya produksi pengusaha.
“Ketigaakibat dinamika global, ekspor menurun. Perekonomian global sedang mengalami tantangan saat ini dan perekonomian negara tujuan ekspor menyebabkan pesanan menurun. Keempat faktor musiman, ini dari tren fashion. “Ada perubahan musim, tekstil dijadikan bahan baku garmen,” jelas Rizky.
Rizky juga tak memungkiri adanya peningkatan impor TPT meski menolak istilah banjir impor. Meski begitu, dia memastikan impor yang masuk tidak lebih besar dibandingkan ekspor yang dilakukan industri TPT dalam negeri.
“Kalau bicara peningkatan impor, kita tidak menampik adanya peningkatan impor. Namun jika dilihat dari karakteristik tekstil sebagai bahan baku garmen dan jika melihat perkembangan sektor garmen yang semakin meluas dan kinerja ekspor meningkat cukup baik, berarti di sini terkait dengan peningkatan bahan baku bagi pengguna industri,” jelas Rizky.
|
Baca juga: Purbaya Sikat Mafia Tekstil, Kemenperin Siap Tindak Pegawai Jika Terlibat
|
Sedangkan pada bulan Oktober 2025, nilai IKI variabel pesanan baru mengalami kenaikan sebesar 1,45 poin atau mencapai 55,25. Selanjutnya nilai IKI variabel persediaan produk juga mengalami peningkatan sebesar 0,66 poin atau mencapai 56,52. Di sisi lain, nilai IKI variabel produksi masih mengalami kontraksi dan melambat sebesar 1,28 poin atau mencapai 48,57.
Kemudian, IKI ekspor pada Oktober 2025 mencapai 54,35 atau masih meningkat, naik 036 poin dibandingkan September sebesar 53,99. Sedangkan IKI dalam negeri pada Oktober 2025 mencapai 52,34, meningkat 0,42 poin dibandingkan September 2025 sebesar 51,92.
Kondisi kegiatan usaha secara umum pada bulan Oktober 2025 sedikit membaik dibandingkan bulan sebelumnya. Sebanyak 77,9% responden menyatakan aktivitas usahanya membaik dan stabil.
Proporsi industri yang menyatakan kondisi usahanya membaik pada Oktober 2025 adalah 31,4%, naik 0,4% dibandingkan bulan lalu. Sedangkan persentase responden yang menjawab kondisi usahanya stabil sebanyak 46,5%. Persentase pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya akan menurun pada Oktober 2025 turun 0,2% menjadi 22,2%.
Pada bulan Oktober 2025, optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usahanya dalam 6 bulan ke depan mulai menunjukkan tren peningkatan optimisme dalam empat bulan terakhir yaitu sebesar 70,5%. Angka ini naik 0,9% dibandingkan persentase bulan sebelumnya.
Sebanyak 24,1% pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil hingga 6 bulan ke depan. Angka tersebut turun 0,2% dibandingkan persentase bulan sebelumnya. Persentase pandangan pesimistis pelaku usaha terhadap kondisi usaha 6 bulan mendatang sebesar 5,4%, turun 0,7% dibandingkan persentase bulan sebelumnya.
Saksikan juga video “Prabowo Perintahkan Permudah Perizinan Sektor Padat Karya” di sini:
(Gambas: video 20 detik)
(ily/hns)

