Jakarta- Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengambil sikap bahwa seharusnya Reuni Aksi 212 tak perlu untuk diselenggarakan.

Ketua Komisi Dakwah MUI Muhammad Cholil Nafis menyatakan bahwa tujuan utama gerakan 212 sudah tercapai. Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sudah masuk dalam jeruji besi lantaran kasus penistaan agama yang menimpanya.

“Ahok sudah dipenjara, sudah selesai. Itu menurut saya biar kita tidak larut dalam masa lalu yang sudah diproses hukum. Mari kita menatap ke depan untuk melakukan rekonsiliasi umat,” ujar Cholil kepada wartawan di Kantor MUI, Jakarta, Senin (25/6).

Pernyataan yang dilontarkan Cholil itu guna menanggapi rencana Persaudaraan Alumni 212 untuk kembali menyelenggarakan Reuni Akbar 212 di Monumen Nasional, Jakarta, pada Senin (2/12). Salah satu agenda khusus acara tersebut untuk memanjatkan doa terhadap Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Baca Juga : ANIES AKAN DIBERI KESEMPATAN SAMPAIKAN SAMBUTAN DI REUNI 212

Diketahui, acara Reuni 212 sudah mengatongi izin dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Acara tersebut akan diselenggarakan di Monas dengan tajuk perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Cholil sendiri secara pribadi tidak ada masalah dengan digelarnya acara tersebut jika bertujuan untuk menjalin silaturahmi. Namun jikaacara tersebut digunakan untuk melancarkan aksi unjuk rasa, ia merasa khawatir nantinya akan ada unsur politis.

Dia pun memperhatikan Reuni Aksi 212 yang dilakukan dengan kedok perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

“Silakan, tapi Maulid lebih bagus, lebih berakar pada budaya. Tapi 212 lebih berakar pada politik dan hukum, dan itu sudah selesai. Kalau sudah selesai terus dibara-barain itu kan rekonsiliasi bangsa Indonesia yang perlu kita perhatikan,” pungkasnya. (Hr-www.harianindo.com)