Jakarta – Sejumlah pihak bereaksi atas ujaran Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto terkait kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Beberapa waktu lalu, Wiranto menyebut karhutla yang terjadi di Riau tak separah di berita.

Salah satu yang angkat bicara adalah Manager Kampanye, Pangan, Air, dan Ekosistem Esensial Eksekutif Nasional (Eknas) Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Wahyu Perdana. Ia menyayangkan Wiranto yang berujar seperti demikian.

“Klaim kondisi membaik justru akan memperburuk kondisi, karena berdampak kepada kesiapsiagaan aparat dan masyarakat,” ujar Wahyu pada Kamis (19/09/2019).

Baca Juga: Karhutla, Polisi Tetapkan 185 dan Empat Perusahaan Sebagai Tersangka

Lebih lanjut, Wahyu kemudian membeberkan data mengenai kualitas udara berdasarkan aplikasi AirVisual. Ditemukan bahwa indeks kualitas udara Palangka Raya mencapai angka 1.056. Dengan kata lain, kondisi udara Palangka Raya masuk dalam kategori berbahaya.

Sementara di Pekanbaru, Riau, angka US Air Quality Index (AQI US) mencapai 250. Besaran tersebut berarti udara Riau berstatus sangat tidak sehat.

Melihat kondisi kualitas udara yang masih tidak aman bagi masyarakat, Wahyu mengatakan bahwa seharusnya pemerintah bertindak serius. Alih-alih melontarkan ujaran yang sembarangan.

“Terlebih lagi pernyataan itu keluar dari seorang Wiranto yang merupakan figur publik,” pungkasnya.

Dalam pernyataannya di Media Center Kemenkopolhukam, Wiranto membeberkan hasil kunjungan bersama Presiden Joko Widodod ke Riau. Ia mengatakan bahwa kondisi di Riau sangat berbeda dengan narasi pemberitaan yang beredar.

“Jarak pandang di sana masih bisa, pesawat mendarat masih bisa, belum banyak yang pakai masker. Jarak pandang saat siang sangat jelas dan awan-awan dapat terlihat,” ungkap Wiranto pada Rabu (18/09/2019) lalu. (Elhas-www.harianindo.com)