Jakarta – Puluhan pedagang pisang di Jalan Pisangan Timur yang tergabung dalam Paguyuban Jakarta Timur (JT) 52 merencanakan untuk datang ke kantor Gubernur DKI Anies Baswedan, Senin (25/11).

Mereka ingin menyuarakan aspirasi mereka terkait dengan dampak dari rencana relokasi perluasan proyek double-double track (DDT) oleh PT KAI.

“Ada beberapa hal yang ingin kita diskusikan dengan Pak Gubernur DKI, kaitan rencana relokasi kami karena adanya lanjutan proyek DDT,” ujar Ketua Paguyuban Pedagang Pisang JT 52, Yus Rustandi, di Jakarta, Minggu (24/11).

Pedagang mengharapkan bahwa kedepannya Anies dapat memberikan fasilitas untuk berdang yang jauh lebih layak lagi. Termasuk salah satunya yang berada di lahan dekat Food Station dekat Depo Cipinang.

“Kita mintanya di dekat Depo kereta karena tidak jauh dari sini. Kita pindahin barang dagangan juga gampang,” tuturnya.

Namun, pedagang yang sudah berjualan selama 40 tahun tersebut mengungkapkan bahwa hingga saat ini dirinya belum mendapatkan izin dari pemilik lahan yang adalah PT Telkom.

“Kami juga ingin mendiskusikan dengan Pak Gubernur kaitan dengan waktu pengosongan lahan yang terlalu mepet,” sambungnya.

Sejak petugas sudah memberikan surat peringatan pertama pengosongan lahan pada Senin (18/11), Yus dan teman-temannya mengaku bwlum mendapatkan lahan yang lebih layak untuk berjualan.

Surat peringatan tersebut mewajibkan hampir 80 persen pedagang untuk meninggalkan lahan di sisi Jalan Pisangan Timur paling lambat akhir November 2019.

“Kita juga butuh waktu relokasi agak lama karena ini kan pisang gampang busuk, sulit juga cari tempat baru,” jelasnya. (Hr-www.harianindo.com)