Jakarta- Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin mengharapakan bahwa acara reuni PA 212 tidak hanya sebatas acara berkumpul di Monas, Jakarta Pusat saja. Dia merasa kecewa jika acara PA 212 hanya menjadi acara kerumunan massa saja.

Menurutnya, sebaiknya acara tersebut digunakan untuk mencari solusi bersama terkait permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa ini. Momen 212, ujar Din, bisa diubah menjadi acara yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kulaitas hidup masyarakat.

“Kalau berkumpul dan berkumpul, baik baik saja, kangen-kangenan. Tapi jangan berhenti di situ. Sayang sekali energi dan kekuatan yang ada pada 212 itu hanya kemudian menjelma dalam bentuk kerumunan dan kerumunan saja pada tahun-tahun berikutnya,” tutur Din saat ditemui di ruangannya di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Rabu (27/11).

Ketua Dewan Pertimbangan MUI tersebut memberikan contoh, tidak hanya untuk berkumpul, massa 212 dapat melanjutkan dengan acara yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan dari umat, membentuk lembaga pendidikan yang berkualitas atau juga melakukan pemberdayaan ekonomi.

Baca Juga : JELANG REUNI 212, MENAG AKAN RAPAT DENGAN MAHFUD MD

“Saya tidak tahu persis apakah [reuni 212] akan ke arah sana. Ini, kalau boleh saya berpesan,” sambung dia lagi.

Din menilai biasa saja jika orang pernah mengikuti acara PA 212 kemudian mengadakan acara reuni bersama. Sebab menurutnya, di dalam konstitusi sudah ada jaminan untuk setiap orang yang ingin berkumpul dan berserikat.

“Maka tidak ada satu pihak pun yang boleh berpretensi untuk menghalanginya. Tentu, syaratnya [aksi] harus damai. Jangan ada kekerasan. Saya paling anti-kekerasan, oleh siapapun, atas dasar apapun,” tutur Din.

Din menyatakan bahwa dirinya tidak akan hadir dalam acara tersebut lantaran dirinya tidak terlibat sedari awal. Kendati demikian ia menegaskan bahwa setiap orang boleh untuk menghadiri acara tersebut lantaran dijamin di dalam undang-undang.

“Maka tidak usah dilarang, dan tidak boleh dilarang. Asalkan tidak menimbulkan anarkisme dan kekerasan,” jelas dia.

“Dan itu harus diwaspadai karena boleh jadi ada upaya-upaya yang kemudian membuat kekacauan dan akhirnya mendiskreditkan kemuliaan dari gerakan tersebut,” tutup Din. (Hr-www.harianindo.com)