Serikat Pekerja Turki Adakan Aksi Protes Terkait Kecelakaan Tambang

Foro dari AP

Ankara – Serikat pekerja Turki dikabarkan sedang mengadakan protes dan mogok kerja sehari sebagai respon dari kecelakaan tambang terburuk di Turki yang memakan hingga 282 korban jiwa. Seperti dilansir dari BBC (Kamis, 15/5/2014), serikat pekerja tersebut mengatakan bahwa privatisasi sektor tambang di Turki telah membuat keamanan kerja di daerah tambang semakin memburuk.

Pasca kecelakaan tersebut, serikat pekerja juga mengadakan waktu berkabung selama tiga hari yang dimulai pada Kamis ini (15/5). Adapun respon kemarahan dari para peekrja telah muncul dari berbagai kota di Turki sejak Rabu kemarin (14/5), sehari setelah insiden tersebut terjadi.

Selasa lalu (13/5), dilaporkan bahwa telah terjadi ledakan di dalam sebuah lokasi tambang di Kota Soma. Ledakan tersebut mengakibatkan runtuhnya terowongan tambang di lokasi tersebut sehingga mengubur sekitar 700 pekerja di dalamnya. Pemerintah Turki mengatakan bahwa 363 orang pekerja berhasil diselamatkan. Sejak rabu kemarin, tidak ada lagi korban selamat yang berhasil ditarik keluar. Menteri Energi Turki, Taner Yildiz, mengatakan bahwa total korban meninggal adalah sebanyak 282 orang, sementara sekitar 150 masih dinyatakan menghilang. proses pencarian korban sementara dihentikan karena konsentrasi gas beracun yang tinggi di sekitar terowongan tersebut, yang perlu dihilangkan terlebih dahulu.

Ketua Confederation of Revolutionary Trade Unions – persatuan serikat pekerja di Turki, Arzu Cerkezoglu, mengatakan kepada pers bahwa beberapa kelompok serikat pekerja di Turki telah sepakat mengenai aksi protes dan mogok kerja ini. Cerkezoglu juga menghimbau masyarakat umum untuk ikut serta mengenakan baju hitam dan bergabung dalam aksi protes long march menuju Kantor Kementerian Tenaga Kerja Turki.

Kelompok Public Workers Unions Confederation, salah satu serikat pekerja lainnya mengatakan bahwa siapapun yang menyetujui dan mendukung kebijakan privatisasi untuk sektor tambang merupakan pihak yang patut disalahkan dalam kejadian di Soma. Mereka mengatakan bahwa dengan adanya privatisasi, keselamatan kerja akan semakin terancam, karena fasilitas keamanan kerja yang dikurangi dengan tujuan mengurangi biaya produksi, dan tentunya mengejar laba. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)