Israel Lanjutkan Serangan Udara Setelah Gagalnya Perjanjian Damai

Sayap militer Hamas menembakkan roket dari Gaza pada Selasa kemarin.
(sumber foto: AFP)

Jerusalem – Israel kembali melanjutkan serangan udaranya ke Jalur Gaza setelah perjanjian damai gagal menemui tujuannya. Seperti dilansir dari BBC (Selasa, 15/7/2014), proposal perjanjian damai , atau gencatan senjata tersebut sebelumnya ditawarkan oleh Mesir yang memang bertindak sebagai mediator damai di antara Israel dan Hamas.

Terkait proposal ini, Israel pun sempat menghentikan sementara serangannya pada Selasa pagi kemarin (15/7). Namun salah satu sayap militer Hamas nampaknya tidak sepakat dengan proposal tersebut, menterjemahkannya sebagai himbauan untuk “menyerah”. Reaksi mereka kemudian adalah berupa peluncuran kembali roket ke wilaya Israel.

Pihak militer Israel melaporkan bahwa Hamas menembakkan 125 roket ke wilayahnya pada Selasa kemarin. Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, mengatakan pada Selasa malam kemarin bahwa pihaknya tidak memiliki pilihan selain melanjutkan serangannya ke Gaza. Dirinya juga mengatakan bahwa Hamas memilih untuk melanjutkan peperangan ini, dan mereka tentu akan membayar harga atas keputusan mereka. PM Netanyahu juga menambahkan bahwa jika tidak ada gencatan senjata, maka jawaban Israel adalah tembakan.

Berita terbaru mengatakan bahwa seorang warga Israel berusia 38 tahun terbunuh akibat ledakan mortar yang ditembakkan dari arah Gaza di wilayah Utara perbatasan Israel. Israeli Defense Forces (IDF) melaporkan bahwa untuk membalas serangan Hamas Selasa kemarin, pihaknya telah menyerang 30 target di Gaza, termasuk di antaranya 20 peluncur roket yang dikamuflasekan, beberapa terowongan, sebuah fasilitas penyimpanan senjata, dan sebuah infrastruktur operasional yang digunakan oleh biasa anggota senior Hamas.

Adapun, menilik sedikit ke dalam proposal damai yang diajukan Mesir, disebutkan bahwa gencatan senjata antara kedua belah pihak harus diikuti dengan beberapa pertemuan di Ibukota Mesir, Kairo. Baik Israel maupun Hamas harus mendelegasikan orang-orang tingkat atasnya dalam pertemuan tersebut.

Meski sayap militernya menyatakan tidak sepakat dengan proposal tersebut, Hamas pusat sendiri belum menunjukkan sikap tegasnya. Juru Bicara Senior Hamas, Osama Hamdan, mengatakan kepada pers bahwa dirinya hanya mendengar mengenai proposal tersebut dari media. Gencatan senjata tersebut tentu tidak bisa dilakukan tanpa informasi yang jelas terkait detail perjanjian tadi. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)