Sintang – Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain urung menginjakkan kaki di Sintang, Kalimantan Barat, setelah ditolak oleh Dewan Adat Dayak (DAD) Sintang saat hendak turun dari pesawat di Bandara Susilo, Sintang, pada Kamis (12/1/2017) sekitar pukul 09.00 waktu setempat.
Kabar ini menjadi viral di media sosial lewat unggahan foto dan video menggambarkan suasana menegangkan saat Tengku Zulkarnain hendak turun dari pesawat namun urung dilakukan karena puluhan pria berpakaian adat dayak telah menghadang di depan tangga pesawat.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Kalbar, Kombes Suhadi SW, aksi penolakan terhadap Tengku Zulkarnain dilakukan oleh sekitar 30 orang yang mengatasnamakan diri mereka Dewan Adat Dayak (DAD) Sintang.
Awalnya mereka berkumpul untuk menyambut kedatangan Presiden Majelis Adat Dayak (MADN), Cornelis, yang sekaligus merupakan Gubernur Kalimantan Barat.
“Kehadiran anggota Dewan Adat Dayak Sintang sekitar 30 orang dengan mengendarai empat unit mobil yang dipimpin oleh Saudara Andreas ke Bandara Susilo Sintang bukan karena akan menolak kehadiran Tengku Zulkarnain,” ujar Suhadi, Kamis (12/1/2017).
Namun setelah mereka mendapatkan informasi bahwa Tengku Zulkarnain juga datang maka mereka spontan melakukan penolakan karena mereka nilai Tengku Zulkarnain pernah menyinggung perasaan masyarakat Dayak dengan menyebut mereka kafir.
Berikut tiga hal yang disampaikan DAD sebagai pernyataan penolakan mereka terhadap kedatangan Tengku Zulkarnain.
1. Masyarakat Kabupaten Sintang, khususnya warga Dayak Kabupaten Sintang, menolak kedatangan Tengku Zulkarnain dan melarang untuk menginjakkan kaki di tanah Kabupaten Sintang.
2. Warga Dayak Kabupaten Sintang menolak kedatangan Tengku Zulkarnain disebabkan adanya statement/pernyataan dari Tengku Zulkarnain sebagai Wasekjen MUI Pusat di salah satu media sosial yang menyinggung perasaan warga masyarakat Dayak.
3. Warga Dayak Kabupaten Sintang tidak membenci MUI, tetapi lebih kepada oknum, dalam hal ini Wasekjen MUI Pusat Tengku Zulkarnain, yang telah menghina suku Dayak.
“Melihat aksi yang dilakukan oleh para Forum Pemuda DAD Kabupaten Sintang, pada pukul 10.30 WIB, Tengku Zulkarnain, beserta dua orang rekannya, tidak jadi turun dari pesawat dan langsung meninggalkan Kabupaten Sintang menggunakan pesawat Garuda Indonesia kembali ke Pontianak,” tutur Suhadi.
(samsul arifin – www.harianindo.com)