Jakarta – Meskipun Partai Gerindra mengaku belum menentukan arah politiknya setelah Pemilu 2019 berakhir, namun pengamat politik menilai bahwa peluang Gerindra untuk bergabung dengan koalisi Joko Widodo lebih besar daripada menjadi oposisi. Terlebih setelah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

“Kata saya 60 persen Gerindra mau masuk pemerintahan,” kata pengamat politik Ray Rangkuti pada Sabtu (27/07/2019).

Menurut Ray, pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan Prabowo sebelumnya dengan Jokowi pada Sabtu (13/07/2019) lalu. Pertemuan-pertemuan tersebut berpotensi akan mengubah peta koalisi partai politik.

Baca Juga: Ditanya Oposisi atau Merapat Ke Jokowi, Gerindra: “50:50”

Pengamat yang juga menjabat sebagai Direktur Lingkar Madani Indonesia itu memandang bahwa para partai politik koalisi Jokowi akan bereaksi dengan wacana bergabungnya Gerindra. Hal tersebut dinilai berpengaruh terhadap porsi jabatan di kabinet atau parlemen.

Dalam sesi diskusi bertajuk ‘Koalisi dan Alokasi Kabinet’ di Media Center KNPI, Ketua DPP Gerindra Riza Patria menyebut bahwa partainya masih 50:50 untuk bergabung dengan pemerintah atau tetap setia beroposisi.

“2 kali oposisi, pertanyaannya ke-3 mau di dalam apa di luar (pemerintah), bagi Gerindra itu nggak penting di dalam atau di luar, karena yang penting sejauh mana kita bisa kontribusi positif bagi bangsa dan negara,” kata Riza Patria pada Kamis (25/07/2019). (Elhas-www.harianindo.com)