Jakarta – Finalis Puteri Pariwisata berinisial PA, saat ini tengah diamankan oleh pihak kepolisian. PA terseret kasus prostitusi online. Seksolog Zoya Amirin turut melayangkan tanggapan terkait masalah yang kembali menimpa seorang artis atau publik figur.

Dalam acara di sebuah stasiun televisi ‘Pagi Pagi Pasti Happy’, Uya Kuya selaku host menanyakan kasus prostitusi online ke Zoya.

“Sebenarnya masalah sosial ya. Jadi yang pertama adalah makin banyaknya dihapuskan yang namanya lokalisasi. Nih gue bilang begini bukan karena gue setuju ya sama prostitusi, tapi ini pengamatan psikologisnya dan pengamatan sosialnya. Kalau lokalisasi dihapuskan, petugas kesehatan kayak saya seksolog kita nggak bisa datang memberikan seks edukasi dan Komisi Penanggulangan Aids nggak bisa ngajarin apa kondom atau kesehatan seksual,” ujarnya.

“Karena gini sebagian besar lokalisasi yang pernah saya datangi di seluruh Indonesia itu selalu dipantau sama KPA (Komisi Penanggulangan Aids), karena prostitusi di sana nggak mau kerja kalau nggak pakai kondom dan sebagainya, so which is bagus, kalau dia sakit harus ke puskesmas setempat itu sudah diatur,” ujarnya.

Zoya Amirin beranggapan bahwa prostitusi online dampaknya buruk. Oleh karena itu, tidak ada yang mengamati pergerakan dunia tersebut karena berjaring media sosial.

“Kalau nggak ada si lokalisasi ini akhirnya jadi pada online. Nah online itu mereka nggak ada yang mengamati, nggak ada yang pajaknya, nggak ada Undang-Undangnya nggak jelas,” tuturnya.

Zoya menilai artis yang terlibat prostitusi onlien karena untuk memenuhi gaya hidup. Media sosial memang disebutnya membuat orang menjadi berubah.

“Kalau artis yang melakukan, bukan cuma artis saja, ini untuk gaya hidup tersier, bukan lagi primer,” katanya. (NRY-www.harianindo.com)