Jakarta –
Kepala Badan Akselerasi Pengambilan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko mengatakan peta jalan atau rencana induk perekaman kemiskinan 2024-2029 hampir selesai. Direncanakan bahwa peta jalan ini dapat ditentukan pada Juli 2025.
Dia mengatakan rencana induk nantinya akan menjelaskan prosedur untuk setiap lembaga dan kementerian untuk bekerja sama dalam upaya mengurangi kemiskinan di negara ini. Sehingga setiap dana yang dihabiskan oleh pemerintah dapat memiliki dampak lebih pada yang kurang mampu.
“Jadi, kami berkoordinasi dengan semua kementerian untuk melakukan penyesuaian, evaluasi, dan proses pendukung untuk membantu kementerian dan lembaga lain yang memiliki program pengentasan kemiskinan,” kata Budiman Sudjatmiko di kantor tersebut DetikcomKamis (5/15/2025).
Dalam implementasi rencana induk ini nanti, Budiman mengatakan BP Taskin tidak hanya akan menjaga orang miskin. Karena untuk mengatasi kemiskinan, pemerintah dan semua pihak terkait termasuk pengusaha swasta juga harus membentuk kemampuan pengusaha dan industrialisasi di banyak bidang.
Baca juga: Di depan Parlemen Oki, jemaat Prabowo harus keluar dari kemiskinan!
|
“Oleh karena itu, orang -orang menengah dan atas yang bekerja di beberapa bidang industri harus memiliki visi yang sama untuk membantu orang miskin karena kemiskinan,” jelasnya.
Sehingga dalam rencana induk untuk pengentasan kemiskinan nanti, ada sembilan industri yang difokuskan untuk dikembangkan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan. Sembilan industri ini adalah makanan, pendidikan, kesehatan, pemrosesan, perumahan, kreatif, digital, transportasi, dan energi terbarukan.
“Dari sembilan, kami fokus pada tiga bidang industri, makanan, perumahan, dan pendidikan. Alasan mengapa kami memilih tiga industri, karena permintaan ada,” jelasnya.
“Program makan bergizi gratis (MBG), tiga juta rumah, dan sekolah orang yang merupakan program unggul pemerintah akan memunculkan omset uang nanti. Bayangkan jika di tiga industri, orang miskin diberi peran untuk mempersiapkannya,” kata Budiman lagi.
(IGO/FDL)