Harian IndoJakarta – Warga yang tinggal di sekitar kawasan prostitusi dan hiburan malam di Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, berharap agar usaha Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggusur bisnis esek-esek di sana tidak berakhir dengan pertumpahan darah. Sebab, para “pelaku bisnis” dan preman yang beroperasi di Kalijodo siap pasang badan untuk melawan rencana Pemprov DKI tersebut.
Salah satu alasan para warga Kalijodo tidak menerima rencana pemerintah tersebut adalah karena mereka sudah nyaman dan bertahun-tahun tinggal di kawasan itu. Mereka juga merasa enggan menerima tawaran Pemprov DKI untuk pindah ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa).
Dari pengamatan di lapangan, Kamis (11/2/2016) siang kemarin, kawasan Kalijodo tampak lengang. Hanya terlihat beberapa warga yang beraktivitas mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehari-hari seperti menyapu, menjemur pakaian.
Pemandangan serupa juga terlihat di tempat-tempat hiburan malam, dimana para pekerja di sana tampak membersihkan tempat kerjanya, membuang sampah ke tong sampah, dan sejenisnya. Sejumlah pria kekar yang berjaga di sekitar wilayah itu juga mengawasi dengan santai di sejumlah warung kopi.
Meski mayoritas warga bersikap keras menentang penggusuran, ada pula warga Kalijodo yang bersikap santai dan menerima apapun yang akan terjadi di masa depan, termasuk bila dirinya harus pindah ke rusunawa.
“Saya enggak tahu kenapa rencana Ahok senekat itu. Di sini, sejarahnya polisi atau petugas berjabatan tinggi sekalipun takut masuk. Dia (Ahok) yang hanya dikenal tegas belum cukup,” ucap Bayu, salah seorang warga yang diwawancarai oleh wartawan Kompas.
“Saya berharap enggak ada pertumpahan darah. Saya sebagai warga setuju ditertibkan atau dipindahkan ke rusunawa,” lanjut Bayu. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)
