California – Meniti karier di perusahaan sebesar Google merupakan salah satu dream job bagi seluruh alon pelamar kerja, baik itu fresh graduates atau yang sudah berpengalaman. Bagaimana tidak? Google saat ini dianggap sebagai salah satu perusahaan teknologi paling prestisius di seluruh dunia.

Wanita Asal Indonesia Ini Ceritakan Pengalamannya Bekerja di Google

Amanda Surya

Gaji dan tunjangan tinggi, fasilitas mewah di mana-mana, belum lagi “koneksi” yang luas hingga ke jaringan luar negeri jadi jaminan mutlak bagi Googlers (sebutan dari karyawan yang bekerja di Google).

Terlebih, seluruh fasilitas yang disebut di atas pasti akan dialami oleh Googlers yang bekerja di kantor pusatnya, Googleplex, di Mountain View, California, Amerika Serikat (AS).

Dari 5.000 pelamar yang diterima Google (total ada 2 juta lamaran yang masuk), terdapat salah satu Googlers yang berkebangsaan indonesia. Dia adalah Amanda Surya.

Amanda merupakan salah satu dari sekitar 50 IndoGooglers yang bekerja di Google Mountain View. Kiprahnya di Google bisa dibilang sangat berpengalaman. Hingga kini, ia sudah berkarier di Alphabet—induk perusahaan Google selama hampir 11 tahun. Ia sempat bekerja di tim YouTube, Google Wallet, dan Android. Sekarang, Amanda menjabat sebagai Head of Engineering Program Management untuk Nest di Alphabet.

Amanda menceritakan, pengalamannya bekerja di Google sangat seru dan menantang. Menurutnya, Google adalah perusahaan yang mengeluarkan banyak produk untuk menjangkau jutaan pengguna.

“Selalu ada yang baru, saya sudah mengerjakan bermacam-macam produk dan proyek selama hampir 11 tahun ini. Tantangannya berbeda-beda karena produknya juga bervariasi,” ungkap Amanda kepada awak media di Googleplex, Mountain View, California, AS, Selasa (16/5/2017).

Dara lulusan Carnegie Mellon University ini pun mengungkapkan, ia tidak pernah berpikir untuk melamar ke Google. Malah, dirinya yang dikejar Google untuk ditawari pekerjaan.

Tetap saja, Amanda wajib mengikuti sejumlah tes dan interview. Ketika itu, dirinya diberi tugas membuat program komputer dalam waktu dua hari.

“Waktu itu dua hari, kalau bagus langsung dipanggil interview. Saya bikin program coding. Dulu Google lebih kecil, tidak seperti sekarang sudah besar sekali. Jadi saat itu sistem perekrutan lebih selektif,” Amanda menerangkan.

Walaupun mayoritas IndoGooglers adalah lulusan dari kampus luar negeri, bukan berarti Google hanya menerima yang menimba ilmu di luar Indonesia. Amanda mengatakan, ada juga yang berasal dari kampus lokal di Indonesia. Sayangnya Amanda tidak mengingat namanya.

Baca juga: Menkominfo Klaim Indonesia Sudah Bebas Ransomware WannaCry

“Kuncinya kalau mau masuk Google, ya percaya diri. That’s the most important part. Jangan sampai ada mindset, saya ini tuh dari Indonesia. Pasti kalah sama yang dari negara lain. Kalau mikirnya itu terus, pasti susah masuk (Google),” pungkasnya. (Yayan – www.harianindo.com)