Tiga Tersangka Serangan Teror Kunming, China TertangkapKunming – Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, pada Sabtu lalu terjadi insiden teror berupa penyerangan menggunakan pisau membabi buta yang dilakukan sekelompok orang berbaju hitam kepada orang-orang yang berada di dalam stasiun kereta api di Kunming, China. Sekitar delapan orang menyerang, mengakibatkan 29 korban meninggal dunia dan lebih dari 130 orang luka-luka. Adapun empat pelaku tertembak mati oleh polisi dan seorang pelaku perempuan yang terluka berhasil tertangkap. Pemerintah China menuduh kelompok separatis yang berasal dari daerah Xinjiang menjadi dalang dari kejadian ini. Tersangka yang kabur sulit diidentifikasi ciri-cirinya karena keramaian dan semua pelaku menggunakan pakaian seragam hitam.

Setelah sempat lolos dua hari, tampaknya telah terjadi perkembangan mengenai penangkapan pelaku. Seperti dilansir dari BBC (Senin, 3/3/2014), tiga tersangka serangan tersebut dikabarkan berhasil ditangkap. Lebih jauh berbicara tentang siapa yang berada di balik serangan ini, Kementrian Keamanan Publik China mengatakan dalam sebuah statement bahwa enam laki-laki dan dua perempuan, yang dipimpin oleh orang yang diidentifikasi bernama Abdurehim Kurban, merupakan orang-orang yang bertanggungjawab pada insiden ini. Belum dijelaskan secara detail bagaimana tersangka diidentifikasi dan bagaimana kronologis penangkapan tiga tersangka tersebut.

Kunming merupakan ibukota dari Provinsi Yunnan. Kota ini berada jauh dari Xinjiang, lokasi dimana terdapat kelompok yang menjadi tersangka penyerangan tersebut. Adapun di Xinjiang, terdapat populasi kecil dari masyarakat Ughur yang beragama Islam. Terkait kasus ini, sejumlah lingkungan perumahan masyarakat Ughur di distrik Dashuyin, Xinjiang diawasi ketat dan dan masyarakatnya dimintai keterangan oleh polisi.

Adapun kemunculan kelompok separatis muslim di Xinjiang merupakan buah dari tekanan yang dilakukan oleh pemerintah China terhadap masyarakat muslim Ughur. Pemerintah China dianggap terlalu membesar-besarkan kewaspadaan terhadap umat Islam dan terorisme, mengingat Islam diidentikkan dengan terorisme oleh faham barat. Lebih jauh, pemerintah China dikabarkan juga melakukan pembatasan dan pengaturan ketat terhadap kebebebasan beragama dan kegiatan-kegiatan kebudayaan masyarakat Ughur. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)