Berita Politik: Kenaikan BBM Berpotensi Jadi Bumerang bagi Jokowi

advertisement:


12/10/2014

Berita Politik: Kenaikan BBM Berpotensi Jadi Bumerang bagi JokowiJakarta – Telah banyak diberitakan bahwa salah satu program pemerintahan Jokow Widodo dan Jusuf Kalla dalam menyelamatkan defisit APBN adalah dengan menaikkan harga BBM. Solusi yang diajukan oleh sejumlah ahli ekonomi di Rumah Transisi tersebut dinilai berpotensi untuk menjadi bumerang bagi Jokowi.

Ahli ekonomi senior, DR. Rizal Ramli, menyampaikan dalam Sarasehan Indonesia yang bertajuk “Siap Sambut Presiden Ke-7; Perbaiki Tata Kelola Migas, Tolak Kenaikan Harga BBM” yang diadakan di Unversitas Riau, Sabtu kemarin (11/10), bahwa Jokowi harus benar-benar cermat. Sebab, bila BBM dinaikkan sebesar Rp 3.500, maka harga bensin premium akan menjadi Rp 10.000. Harga tersebut lebih tinggi dari economic cost (biaya produksi) yang hanya Rp 2.800.

Ramli menilai bahwa kebijakan tersebut bisa saja dianggap sebagai bentuk perlawanan pemerintah terhadap konstitusi. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin jika presiden nantinya mendapat impeachment.

Ramli melanjutkan bahwa Jokowi haru ingat bahwa Mahkamah Konstitusi (MK) telah membatalkan pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Migas beberapa waktu yang lalu. MK memutuskan bahwa penetapan harga minyak dan gas bumi menggunakan mekanisme harga pasar merupakan hal yang bertentangan dengan UUD 1945. Oleh sebab itu, jika keputusan menaikkan harga BBM tersebut diambil dengan alasan harga pasar, maka isu impeachment pun telah memiliki dasar yang cukup.

Baca juga
Berita Politik: Investor Khawatir Jokowi Dilengserkan dalam 2 Tahun
Berita Politik: Beredar Tudingan bahwa KMP Lebih Diktator dari Orba

Dalam kasus yang ekstrim, Ramli mengatakan bahwa jika kenaikan tersebut terlalu tinggi, dalam tempo satu minggu saja setelah harga BBM resmi naik, presiden bisa-bisa langsung di-impeach atau dimakzulkan.

Ramli menjelaskan bahwa jika mafia migas berhasil diberantas, maka kerugian negara yang mencapai US$ 10 miliar, atau Rp 100 triliun, bisa dihindari. Selain itu, biaya produksi BBM juga bisa ditekan berkat pembangunan tiga kilang minyak baru berkapasitas 200 ribu barel. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)

advertisement


Google+ comment widget by skipser
advertisement


Photo Gallery