Surabaya – Beberapa waktu lalu, terjadi kerusuhan di Tanjung Balai. Akibatnya, beberapa vihara rusak. Aksi tersebut pun telah merujuk pada SARA. Karena itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhotul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj angkat bicara.

Inilah Tanggapan Ketum PBNU tentang Kerusuhan Tanjung Balai

Menurut dia, kerusuhan yang sarat akan SARA tersebut bisa dicegah. Hah, aksi preventif pun bisa dilakukan sejak dini. Bisa juga dilakukan ketika tanda-tanda itu telah muncul.

”Itu (Kerusuhan di Tanjung Balai) adalah akumulasi kekecewaan. Seharusnya, itu bisa dicegah sejak awal agar tidak terjadi,” kata Kiai Said usai menghadiri halal bihalal di Kantor PWNU Jawa Timur, Jalan Masjid Akbar Surabaya, Senin (1/8/2016).

Agar kejadian serupa tidak terulang, ia meminta kepada pemerintah untuk melakukan langkah-langkah tepat dan mampu mengkomunikasikan setiap perbedaan yang muncul di masyarakat. Hal ini bisa dilakukan sebelum konfil horizontal pecah.

”Jangan setelah rusuh baru turun tangan,” tambahnya.

Kiai Said juga mengaku sudah mengetahui potensi terjadinya konflik di Tanjung Balai itu. Sayangnya, dalam penyeleseiannya, pemerintah dan aparat setempat lamban dalam menyikapi hal itu. Ke depan, upaya ini tidak boleh terulang. Jika deteksi dini dilakukan maka konflik tidak akan terjadi. (Tita Yanuantari – harianindo.co)