Jakarta – Esemka akhirnya meluncur ke permukaan dan siap untuk bersaing dalam industri otomotif di Indonesia. Namun, lantaran dianggap banyak kesamaan dengan mobil di China, banyak yang mengklaim bahwa Esemka banya kemiripan dengan mobil dari China alias hanya ganti logo saja, tetap sebagai mobil China.

Kendati demikian, orang nomor satu Esemka yakni, Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Eddy Wirajaya menyatakan bahwa hal itu merupakan berita hoaks. Lantaran Esemka benar-benar ingin serius untuk ambil bagian dalam industri otomotif Indonesia.

“Cuma ganti emblem dari mobil China? Lalu buat apa kami kerja sama dengan para supplier, buat apa kami kerja sama. Kami bekerja sama dengan mereka, seperti ban, pelek, knalpot, sasis kargo,” ungkap Eddy beberapa waktu lalu.

Eddy kembali menegaskan bahwa Esemka serius dan tidak main-main untuk ikut dalam persaingan industri otomotif. “Kalau kita ganti emblem, ngapain kita bangun insfrastruktur ini (mendirikan pabrik-Red),” ujar Eddy.

Sebelumnya diketahui, Direktur PT SMK, Joko Sutrisno, memaparkan bahwa pabrik Esemka di Boyolali memiliki luas hingga 11,5 hektar.

“Luas pabrik 11, 5 hektar, yang sudah terbangun test road, lintasan, stok yard, dan luas bangunan 26.000 meter. Untuk mesin bensin dan diesel, masing-masing dengan testnya, selain itu kami memiliki fasilitas monocoque dengan testnya, perakitan sasis dan kabin,” ujar Joko.

“Selain itu kami juga memiliki test/uji secara stastik. uji break, suspensi, struktur bodi, headlamp. Kemudian kita memiliki test drive, jalan berlubang, turun naik, semuanya. Dan kita sudah dinyatakan layak menjadi pabrik mobil, menurut Kemenperin No. 34 2017,” imbuhnya. (Hr-www.harianindo.com)