Lampung Utara – Karena himpitan ekonomi yang menjadi-jadi, dua orang kakak beradik terpaksa menyantap makanan dari sumber yang tak lazim. Wagimin dan Suyatno merupakan warga Lampung Utara yang memakan daging kucing karena tidak mampu mendapatkan makanan lain.

“Saya dan adik saya memang makan kucing mati dari pinggir jalan. Saya bawa pulang dan saya bakar untuk saya makan dengan adik saya,” cerita Wagimin pada Sabtu (21/09/2019).

Diketahui bahwa kakak beradik tersebut merupakan warga yang mengalami kesulitan dalam ekonomi. Meski demikian, mereka mengatakan bahwa daging kucing hanya menjadi pilihan apabila sudah tak ada lagi bahan makanan.

Kabar miris tersebut kemudian tersebar dan didengar oleh Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Lampung Utara, Ardiansyah dan Komunitas Jumat Berbagi (KBJ). Mereka kemudian bergegas menyalurkan bantuan kepada Wagiman dan Suyatno.

Ketika disambangi, diketahui bahwa warga Jalan Jeruk, Kelurahan Kelapa Tujuh, Kecamatan Kotabumi Selatan itu tinggal di sebuah rumah warisan orang tua yang kondisinya sudah tak layak.

“Rumah itu tanpa pintu dan jendela, hanya dibatasi potongan seng bekas untuk menutupi, tidak ada satu pun perabotan rumah tangga,” ujar Ardiansyah.

Berdasarkan informasi yang didapat, diketahui bahwa Wagiman dan Suyatno memiliki gangguan mental. Berdasarkan penuturan Firmansyah, Koordinator KJB Lampura, meski demikian hal tersebut tidak mengganggu masyarakat sekitar.

“Mereka bukan orang gila, (tetapi) depresi ringan yang sewaktu-waktu kambuh dan tidak mengganggu warga. Saya yakin, depresi yang dialami keduanya disebabkan faktor ekonomi,” ungkap Firmansyah.

Sehari-hari, Wagimin bekerja sebagai seorang pemulung. Hal tersebut nampak dari sejumlah tumpukan kardus dan botol plastik yang berada di samping rumah mereka.

“Rumah kami ini peninggalan orang tua, Pak. Yah, beginilah. Kalau untuk tidur, yah, kami pakai kardus-kardus bekas. Kadang-kadang ada tetangga yang kasih kami makan, Pak,” ujar Wagimin. (Elhas-www.harianindo.com)