Jakarta – Anggota Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Falah, Iskandar, membeberkan bahwa aparat kepolisian telah mengambil CCTV terkait kasus penganiayaan yang menimpa salah seorang relawan Joko Widodo (Jokowi), Ninoy Karundeng. CCTV tersebut diambil untuk dijadikan barang bukti.

Iskandar menuturkan bahwa hal tersebut dialkukan untuk mengungkap terkait isu rencana pembunuhan Ninoy yang dilakukan oleh seseorang yang dipanggil ‘habib’. Iskandar menegaskan bahwa pihaknya menolak dengan rencana aksi yang akan dialkukan oleh orang disebut ‘habib’ tersebut.

“Kalau kami tuh tidak setuju dengan hal seperti itu, kalau memang ada (rencana pembunuhan). Tapi kami tidak tahu persis. Tidak tahu kalau ada rencana pembunuhan, kata ‘Habib’ itu mungkin polisilah (yang menangani) karena polisi yang bisa mencari fakta-fakta itu,” terang Iskandar saat ditemui di Masjid Al-Falah, Jalan Pejompongan Dalam, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (06/10/2019).

Iskandar menuturkan bahwa DKM Al-Falah siap untuk bekerja sama terkait dengan kasus Ninoy dan menyatakan dengan tegas tidak mengetahui siapa oknum yang merekam video kejadian introgasi tersebut hingga viral di media sosial. Dia mengakui bahwa CCTV di Masjid Al-Falah sudah diambil oleh aparat kepolisian.

“Kita bantu dari Dewan Pengurus Masjid Al-Falah bisa membantu penyelidikan selanjutnya. Karena yang memvideokan kita nggak tahu, yang merencanakan kita tidak tahu, ini perlu digarisbawahi. Kalau memang ada rencana itu, rencana itu kita tidak tahu,” tegas Iskandar.

“Apalagi CCTV kita kan sudah diambil sebagai barang bukti oleh polisi. Nah itu mungkin bisa dianalisa dari situ. Polisi ahlilah, profesionalnya di situ,” lanjut Iskandar.

Iskandar mengungkapkan bahwa aparat kepolisian belum meminta penjelasan dari pengurus Masjid Al-Falah. Dia membeberkan bahwa piha kepolisian hanya meminta rekaman CCTV saja.

“CCTV saja. (Keterangan) belum, nggak tahu yang dari pihak lain. Kalau dari yang koordinasi kita ndak ada, belum ada,” ungkapnya.

Ada kabar Ninoy terus mendapatkan aksi pemukulan di masjid tersebut, Iskandar pun membantah keras tudingan tersebut.

“Di sini mah dikerumunin, sampai sini (depan gerbang masjid). Pokoknya masuk area masjid sudah nggak dipukuli sampai dalam, di luar saja,” tegas dia.

Sebelumnya, rekan Ninoy Karundeng sesama relawan Jokowi, Jack Lapian, membeberkan adanya ancaman pembunuhan yang dilayangkan ke rekannya tersebut. Dia mengungkap ada peran seseorang yang dipanggil ‘habib’ dalam rencana aksi pembunuhan terhadap Ninoy saat mengalami introgasi. Pada dini hari, datang seseorang yang dipanggil ‘habib’ oleh orang-orang yang berada di dalam masjid.

“Berkali-kali banyak rombongan orang-orang datang dan menginterogasi Ninoy dan memukuli bertubi-tubi. Pemukulan terus berlangsung. Salah seorang datang sekitar pukul 03.00 WIB pada 1 Oktober 2019. Orang tersebut yang dipanggil sebagai habib menginterogasi dan langsung memukul kepala Ninoy berkali-kali. Dia terus menginterogasi dan meminta Ninoy untuk bertobat, Ninoy disuruh salat,” tutur Jack Lapian menjelaskan pengakuan Ninoy, Minggu (06/10). (Hr-www.harianindo.com)