Jakarta – Kabar yang menyebut bahwa para staf khusus Presiden Joko Widodo mendapat gaji mencapai Rp 51 juta mendapat tanggapan yang ramai dari publik. Hal tersebut kemudian direspons oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

Ia meminta agar masyarakat tidak semata-mata hanya memandang pada besaran gaji yang diterima para stafsus. Akan tetapi, yang perlu dilihat adalah dedikasi mereka demi bangsa dan negara.

“Jadi staf khusus kami melihat kepada dedikasinya, kepada makna kekhususannya bagi presiden, di mana presiden menerima masukan-masukan, berdialog untuk kepentingan bangsa dan negara,” kata Hasto di Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2019).

Baca Juga: Jadi Stafsus Presiden, Putri Tanjung Berharap Bisa Suarakan Aspirasi Anak Muda

Hasto memandang bahwa para stafsus Jokowi mengemban tugas sebagai pihak yang memberi masukan kepada presiden berdasarkan keahlian masing-masing. Soal gaji, lanjut Hasto, adalah perkara terakhir.

“Menjadi staf khusus dedikasinya ialah untuk menyampaikan hal-hal terbaik bagi kemajuan bangsanya. Tidak harus ada orientasi dengan berapa gaji yang diterima. Itu sebagai prinsip,” tegas Hasto.

Sementara itu, dalam acara diskusi bertajuk ‘Efek Milenial di Lingkaran Istana’, salah satu stafsus Aminudin Maruf mengungkapkan soal gaji yang diterimanya beserta para koleganya. Ia mengaku bakal digaji sebesar Rp 51 juta. Amin memandang bahwa gaji adalah hak yang ia dapatkan dari negara.

“Hak itu harus diambil,” ucap Amin di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/11/2019). (Elhas-www.harianindo.com)