Nato Tunda Kerjasama Apapun dengan RusiaBrussels – Menteri luar negeri Nato telah setuju bahwa pihaknya akan menangguhkan segala jenis kerjasama, baik sipil maupun militer, dengan Rusia. Seperti dilansir dari BBC (Selasa, 1/4/2014), dalam sebuah pernyataan bernada “kuat” dan terkesan menyerang, Nato menyatakan bahwa langkah ini diambil sebagai respon atas aneksasi “ilegal” Rusia atas Crimea. Nato juga memuji bagaimana pemerintah dan militer Ukraina mampu menahan diri dan bersabar dalam menghadapi masalah ini.

Dikatakan bahwa Moscow telah menempatkan sekurangnya sepuluh ribuan pasukan di perbatasan timur Ukraina-Rusia. Hal tersebut semakin memicu ketegangan antara dua negara tetangga tersebut. Dan meski Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah mengatakan kepada Kanselir Jerman, Angela Merkel, bahwa mereka telah menarik sebagian pasukan dari wilayah tersebut, Nato tidak melihat adanya tanda-tanda penarikan pasukan, sebagaimana disampaikan oleh Sekjen Nato, Anders Fogh Rasmussen.

Rasmussen mengatakan bahwa pesan Nato ini cukup jelas dan tegas. Nato dengan tegas berdiri bersama aliansinya, berdiri bersama Ukraina, dan berdiri di bawah sistem internasional yang berlaku saat ini. Oleh karenanya, Rusia diharapkan untuk tutut serta menghormati hukum internasional dan batas wilayah Ukraina.

Kesepakatan ini merupakan hasil pertemuan 28 menteri dari negara-negara anggota Nato di Brussels. Adapun pertemuan ini merupakan yang pertama kali diadakan sejak ankesasi Crimea terjadi.

Meski negara-negara tersebut setuju akan menunda kerjasama apapun dengan Rusia, mereka masih membuka jalan dialog. Dialog tersebut tentunya dapat menjadi ajang pertukaran sudur pandang terkait krisis Ukraina. Adapun hubungan Nato-Rusia akan ditinjau kembali pada bulan Juni nanti.

Nato juga mempertimbangkan kemungkinan penempatan militer di wilayah negara-negara Baltik, untuk membantu keamanan anggotanya di Eropa Timur. Aksi Rusia telah membuat resah negara seperti Estonia, Latvia, dan Lithuania, yang dahulu sempat menjadi anggota Uni Soviet.

Pesawat-pesawat jet milik nato akan melakukan patroli udara secara rutin guna melakukan pengawasan tehadap perkembangan krisis Ukraina dan sekitarnya. Anggota Nato seperti Inggris, AS, dan Perancis juga menawarkan bantuan pesawat perangnya. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)